freightsight
Jumat, 3 Mei 2024

DOMESTIK

Akankah Harga Mi dan Terigu Terimbas setelah Harga Gandum Global Naik?

27 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Harga Gandum

Gandum via antaranews.com

Aptindo menegaskan efek naiknya gandum tidak terlalu besar terhadap harga produk mi dan tepung terigu.

Dampak kenaikan harga gandum tak terlalu besar karena kenaikan harga terjadi sejak 2019 karena gelombang panas melanda beberapa negara.

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) kini menegaskan bahwa efek naiknya gandum tidak terlalu besar terhadap harga produk mi dan tepung terigu di tengah perang Rusia-Ukraina juga pelarangan ekspor gandum oleh India.

Ratna Sari Loppies selaku Direktur Eksekutif Aptindo menjelaskan bahwa pihaknya mencari produsen gandum selain Ukraina dan India. Adapun negara-negara alternatif dimaksud yaitu Argentina, Brazil, Kanada, AS, Moldova juga Bulgaria.

Bukan hanya itu beliau mengatakan dampak kenaikan harga gandum tak terlalu besar karena kenaikan harga terjadi sejak 2019 karena gelombang panas melanda beberapa negara, termasuk negara penghasil gandum yang sebabkan banyak negara mengalami gagal panen.

Bukan hanya itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha atau UMKM. "Tujuh puluh persen pengguna terigu itu kan UMKM, jadi kita sudah sosialisasikan dengan baik agar tidak ada gejolak," ungkap Ratna kepada Bisnis pada hari Rabu (25/5/2022).

Berdasarkan data milik Aptindo bahwa kebutuhan terigu nasional di 2021 mencapai 6,96 juta metric ton (MT) setara 8,9 juta ton gandum atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,6 persen, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, kebutuhan terigu nasional menjadi sebesar 6,70 juta ton atau setara 8,6 juta ton.

Kebutuhan terigu nasional pada Januari-April 2022 tembus 2,28 juta MT setara dengan 2,93 juta ton gandum atau tumbuh -2,81 persen.

Di samping itu, total ekspor sepanjang 2021 terigu dan olahannya mencapai US$1,19 miliar atau tumbuh 3,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$1,16 persen. Sedangkan total ekspor pada kuartal I/2022 US$317,3 juta atau tumbuh 23,3 persen (year-on-year/yoy) jika dibanding dengan tahun sebelumnya.

Ada pula capaian ekspor kuartal I/2022 dihasilkan dari ekspor tepung terigu yang mencapai US$8,0 juta atau tumbuh 42 persen, berdasarkan produk mencapai US$43,1 juta atau yang tumbuh 44,4 persen serta produk turunan terigu hingga US$266,2 juta atau tumbuh 19,9 persen.