INFO INDUSTRI
14 Maret 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Kementerian Pertanian (Kementan) berfokus pada upaya merealisasikan swasembada protein di Indonesia, termasuk di antaranya peningkatan produksi susu dalam negeri. Namun, memang diakui bahwa pemenuhan susu di dalam negeri harus disesuaikan dengan impor.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma’arif menyebutkan, pemenuhan kebutuhan susu dalam negeri masih harus bergantung pada impor sekitar 80-85 persen.
“Perlu diketahui, pemerintah terus mendorong perkembangan industri susu di Indonesia. Kementan melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan terus berkomitmen untuk mendorong peningkatan produksi sapi perah meskipun kita tahu perkembangan ini relatif stagnan sejak tahun 2020.”
Beliau menambahkan, ada dua cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendorong perkembangan persusuan di Indonesia, yaitu dengan pendekatan melalui konsumsi dan pendekatan dari segi konsumsi. Pemerintah akan memprioritaskan pendorongan dari segi konsumsi.
“Kita berharap konsumsi per kapita setiap tahunnya dapat bergerak naik sekitar 17% untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara tetangga,” kata Syamsul.
Ia berharap dapat terus meningkatkan kualitas dan nilai tambah dari setiap produk.
Sementara itu, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) wilayah Jawa Timur Sulistiyanto menyampaikan, meski saat ini GKSI Jatim menjadi produsen susu segar dengan volume produksi harian tertinggi yaitu 1.350 ton dibanding daerah lainnya seperti Jawa Barat dengan volume 550 ton dan Jawa Tengah sebanyak 200 ton, hal ini masih jauh dari angka kebutuhan susu harian di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 11.000 ton per hari.
“Kami berharap target peningkatan populasi sapi perah sebesar 10% per tahun bisa terealisasikan agar target peningkatakan produksi susu sapi sebanyak 15% per tahun juga dapat terwujud,” katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa 80% susu impor masih mendominasi kebutuhan susu nasional. Hal ini disebut karena produksi susu sapi perah lokal hanya mampu memenuhi sekitar 20% kebutuhan konsumsi susu nasional per hari.
Bersamaan dengan itu, Kementerian Koperasi dan UKM Teten Masduki merespon hal ini dengan melakukan koordinasi bersama para peternak kecil yang telah memiliki koperasi. Pertemuan tersebut menyebutkan, masalah yang menghambat produksi susu lokal adalah bibit sapi yang tidak produktif. Menurutnya, kurangnya kualitas bibit sapi produktif disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan lahan pakan serta permodalan.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi