freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

PELABUHAN

Terminal Petikemas Jayapura Mengatakan Terkait Hambatan Pelabuhan

19 September 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pelabuhan via shipsapp.co.id

Terminal Petikemas Jayapura mengatakan sejumlah hambatan yang sekarang ini masih saja dihadapi.

Salah satu contoh hambatan eksternal yang masih dihadapi adalah infrastruktur jalan di luar pelabuhan dinilai belum mendukung operasional pelabuhan.

Terminal Petikemas Jayapura mengatakan sejumlah hambatan yang sekarang ini masih saja dihadapi.

Infrastruktur di luar pelabuhan hingga dengan minimnya muatan keluar masih saja menjadi keprihatinan dari pelabuhan paling ujung timur Indonesia.

Menurut Pelaksana Harian (Plh) Head Terminal Petikemas Jayapura Bani Sahara, hambatan-hambatan operasional ada yang berasal dari eksternal atau internal pelabuhan.

Salah satu contoh hambatan eksternal masih dihadapi adalah infrastruktur jalan di luar pelabuhan dinilai belum mendukung operasional pelabuhan. Luas jalan masih sempit dinilai menghambat jalan untuk truk barang atau kontainer.

"Jalan di luar itu kecil dan sempit. Sementara itu mobil-mobil peti kemas itu besar. Mungkin itu yang menghambat jalur logistik, tapi itu bukan wewenang kami [untuk menangani]," ujar Bani kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Kamis (15/9/2022).

Menurut pantauan Tim Jelajah Pelabuhan, jalan menuju ke Pelabuhan Jayapura atau Port Numbay ini memiliki kontur tidak rata karena merupakan kawasan perbukitan.

Posisi pintu masuk pelabuhan ada di pinggir jalan. Selain infrastruktur jalan, pergudangan juga belum siap beroperasi 24 jam turut menyebabkan kesulitan dalam operasional pelabuhan.

Padahal, pelabuhan beroperasi 1x24 jam kecuali hari Minggu (hingga siang) untuk kebutuhan beribadah.

"Kami tidak didukung oleh kesiapan gudang di Jayapura. Jadi walaupun kami siap untuk mengantarkan barang dari pelabuhan, tapi jika gudang belum mau ambil ya akhirnya kontainer tinggal juga dalam terminal," tutur Bani.

Terkait hambatan internal, beliau menyebut masih sulit mencari suku cadang tertentu di Jayapura. Sehingga, pencarian suku cadang harus dilakukan ke daerah-daerah seperti Makassar, Jakarta atau Surabaya.

Di sisi lain, Terminal Petikemas Jayapura juga memang masih menghadapi kesulitan terkait dengan ketimpangan antara muatan komoditas masuk (bongkar) juga keluar (muat).

Pada tahun 2021 saja, muatan komoditas yang masuk sebanyak 1,07 juta ton untuk barang-barang seperti sembako, material konstruksi dan juga semen.

Namun, jika dibandingkan dengan muatan komoditas yang keluar (muat) seperti misalnya komoditas alam asli Papua, jumlahnya tentu sangat timpang yaitu hanya 157.951 ton.

Kurangnya industri yang ada di Papua, kata Bani, juga ikut menyebabkan Papua yang masih mengandalkan hasil alam untuk dibawa ke luar daerah saja ketimbang barang atau produk jadi.

Beberapa komoditas yang paling banyak dibawa ke luar Papua yaitu kayu, CPO, kernel bahkan juga ikan.

"Muatan keluar itu 20 persen saja. Sementara sisanya itu empty atau kontainer kosong saja menunggu diisi kembali. Yang masuk itu lebih banyak 80 persen jika dibandingkan yang keluar," kata Bani.