freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Terkerek Minyak, Inflasi Maret 2022 Tertinggi Sejak Mei 2019

7 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Minyak Goreng

Minyak Goreng via Ayobandung.com/Restu Nugraha

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat HET minyak goreng sumbang inflasi 0,04%, disusul oleh kenaikan kelompok pengeluaran komoditi lain seperti makanan, minuman, tembakau.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pelepasan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng menyumbang inflasi 0,04 persen pada Maret 2022. Komoditi ini termasuk dalam kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, angka ini disebabkan oleh dilepasnya HET ke pasar oleh pemerintah. Sebelumnya, harga minyak goreng pada Februari lalu dikendalikan oleh pemerintah.

Menurut Margo, kondisi ini terjadi akibat pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 terkait penerapan harga eceran tertinggi untuk minyak.

"Dengan begini harga diserahkan pada mekanisme pasar, sehingga menyebabkan kenaikan harga di bulan Maret 2022 dibanding Februari lalu. Andilnya itu sebesar 0,04 persen," kata Margo dalam tayangan langsung di channel YouTube BPS Statistics pada Jumat (1/4/2022).

Sebagai informasi, harga minyak goreng pada Februari dibagi dalam tiga kelompok kategori, yaitu harga minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana, dan minyak goreng kemasan premium.

Tidak lama berselang, HET minyak goreng kemasan dicabut dan HET minyak goreng curah dinaikkan sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram pada 16 Maret 2022.

Margo memaparkan, sebenarnya tren harga minyak goreng sejak Januari 2022 hingga Maret 2022 terus mengalami kenaikan. Namun karena pemberlakuan HET pada Februari 2022, minyak goreng menyumbang deflasi.

"Bulan Februari kemarin terjadi penurunan harga dibanding Januari, sehingga terjadi deflasi di sana sebesar -0,11 persen," terangnya.

Pada data yang Margo tunjukkan, harga minyak goreng kemasan untuk Maret 2022 tercatat sebesar Rp 19.170 per liter. Sedangkan minyak goreng curah tercatat seharga Rp 16.950 per kilogram.

Selain minyak, komoditi lain yang juga turut menyumbang inflasi adalah cabai merah sebesar 0,10 persen pada bulan Maret. Hal ini ditengarai oleh pergeseran musim yang awalnya diperkirakan sudah masuk kemarau namun curah hujan tetap tinggi. Akibatnya pasokan mengalami keterbatasan.

Kemudian disusul telur ayam ras memberikan andil 0,04 persen dikarenakan kenaikan biaya pakan ternak sehingga harga jual telur di pasaran ikut terkerek.

"Jika dilihat dari komoditas utama, harga yang paling bergejolak adalah minyak goreng, cabai, dan telur ayam ras," sebut Margo.

Kelompok pengeluaran lain yang juga memberi andil terhadap inflasi Maret 2022 adalah pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yaitu 0,08%.

Penyebab kenaikan pada kelompok pengeluaran itu adalah kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan sewa rumah dengan kontribusi masing-masing 0,07% dan 0,01%.

Terakhir, kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya juga turut menyumbang inflasi 0,07%.

"Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dibanding Februari sehingga memberi andil 0,04%," turut Margo.

Secara keseluruhan, BPS mencatat inflasi pada Maret 2022 mencapai 0,66 persen secara month-to-month/mtm. Sedangkan secara tahunan mencapai 2,64 persen year-on-year/you dan secara tahun berjalanan sebesar 1,20 persen year-to-date/ytd.

Sementara itu, dari pemantauan BPS pada 90 kota, sebanyak 88 kota mengalami inflasi dan dua deflasi.

"Inflasi Maret ini adalah yang tertinggi sejak Mei 2019, yang mana pada saat itu hanya terjadi sebesar 0,68 persen," kata Margo.
Menurutnya, inflasi Maret secara tahunan juga menjadi yang tertinggi sejak April 2020 yaitu sebesar 2,67%.

Dari 88 kota yang mengalami inflasi, Merauke menjadi kota dengan inflasi tertinggi yakni sebesar 1,86%, sedangkan inflasi terendah berada di Kupang yakni sebesar 0,09%. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Tual yakni sebesar -0,27% dan deflasi terendah berada di Kendari sebesar 0,07%.