freightsight
Selasa, 21 Mei 2024

INFO INDUSTRI

SPTP Catat Kenaikan Arus Peti Kemas 1,08 persen Selama 2022

18 Januari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via envato

Perusahaan operator terminal PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menunjukkan pertumbuhan arus peti kemas sebesar 1,08 persen meskipun berada dalam dinamika global dan lokal yang tidak menentu sepanjang 2022.

Perusahaan operator terminal PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menunjukkan pertumbuhan arus peti kemas sebesar 1,08 persen meskipun berada dalam dinamika global dan lokal yang tidak menentu sepanjang 2022. Hal ini diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra dalam keterangan tertulisnya pada Senin (16/1/2023) bahwa catatan arus peti kemas SPTP selama tahun 2022 sebanyak 11,16 juta TEUs.

"Jumlah tersebut tumbuh sekitar 1,08 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya di mana pada 2021 tercatat arus peti kemas sebanyak 11,04 juta TEUs. Capaian arus peti kemas di tahun 2022 sedikit di bawah target yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebanyak 11,65 juta TEUs," paparnya.

Widyaswendra mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi target arus peti kemas perusahaan tidak tercapai, salah satunya adalah pengaruh peristiwa dunia seperti konflik Rusia dan Ukraina. Selain itu, lanjut dia, masalah penutupan pelabuhan akibat kebijakan lockdown di sejumlah kota di Tiongkok juga mempengaruhi arus ekspor dan impor di sejumlah terminal peti kemas di Indonesia.

"Peti kemas dalam negeri juga turun. Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor salah satunya cuaca buruk di beberapa wilayah di Indonesia," kata dia.

Widyaswendra mengatakan, arus peti kemas luar negeri tahun 2022 tercatat sebanyak 3,48 juta TEUs atau tercatat sebesar 95,28 persen dari target sebesar 3,66 juta TEUs. Jumlah tersebut naik 2,04 persen dari tahun 2021 sebanyak 3,42 juta TEUs. Sementara untuk peti kemas dalam negeri sepanjang tahun 2022 mencatatkan arus sebanyak 7,67 juta TEUs atau tercapai sekitar 96,1 persen dari target sebelumnya sebanyak 7,98 juga TEUs. Arus peti kemas dalam negeri tumbuh 0,65 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 7,62 juta TEUs.

"Prediksi kami pada tahun 2022 kemarin akan ada kenaikan sekitar 5-7 persen dari tahun 2021. Namun realisasinya naik sekitar 1,08 persen. Untuk tahun 2023 ini target kami kurang lebih sebanyak 11,53 juta TEUs," ujar dia.

Widyaswendra menyebutkan, transformasi operasional peti kemas masih tetap menjadi program utama perseoran di tahun 2023. Sejumlah terminal peti kemas, imbuhnya, akan ditingkatkan produktivitasnya sehingga diharapkan dapat mengurangi waktu singgah kapal (port stay).

Terminal peti kemas dimaksud meliputi TPK Jayapura, TPK Pantoloan, TPK Kupang, TPK Tarakan, TPK Kendari, dan TPK Bitung. Program lain yang akan dijalankan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) adalah digitalisasi dan sistemasi operasi terminal peti kemas, optimalisasi aset, pengembangan pelabuhan melalui mitra strategis, dan beberapa program kerja lainnya.

Di sisi lain, upaya untuk meningkatkan arus peti kemas luar negeri dapat dilakukan dengan penyediaan terminal yang berfungsi sebagai transshipment hub. Namun demikian, Siswanto menilai perlu dilakukan kajian yang menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah. Keberadaan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal, dan hal lainnya sangat dibutuhkan dalam mewujudkan transhipment hub internasional yang dimimpikan.

"Pertarungan di sektor tersebut akan sangat berat, kita ketahui ada negara tetangga yang sudah menguasai pasar, sehingga kita perlu memperkuat diri terlebih dahulu untuk siap bersaing langsung dengan mereka di selat Malaka," kata dia.

Siswanto menambahkan, bila konsolidasi TPK Koja dan JICT kelak tuntas dilakukan, kinerja SPTP akan makin kinclong. Pasalnya, terminal tersebut, khususnya JICT, merupakan terminal terbesar dan tersibuk di Indonesia.