freightsight
Jumat, 26 April 2024

PELABUHAN

Setelah Merger, Kadin Optimis Pelindo Bisa Tekan Biaya Logistik Hingga 50%

24 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Efisiensi logistik

Aerial Photography of Container Van Lot © Tom Fisk...

• Kadin berharap merger Pelindo akan mampu memangkas biaya logistik Indonesia sampai 50%

• Saat ini, biaya logistik Indonesia masih terbilang cukup tinggi jika di bandingkan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyampaikan harapannya tentang penggabungan Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, nantinya akan mampu mendorong efisiensi dari biaya logistik Indonesia. Tidak hanya itu, merger ini juga diharapkan akan mampu memangkas biaya logistik sebesar 50 persen, karena saat ini biaya logistik Indonesia terbilang masih tinggi.

Akbar Djohan selaku Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin, menyampaikan bahwa merger Pelindo ini akan mampu mewujudkan sinergi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pelabuhan, dengan standarisasi operasional yang selalu sama, sehingga nantinya akan terjadi efisiensi logistik nasional.

"Dengan merger ini juga diharapkan biaya logistik khususnya di pelabuhan bisa turun hingga 50 persen," kata Akbar dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (20/11/2021).

Ia menilai bahwa apabila Indonesia berhasil menurunkan biaya logistik hingga 50 persen dari yang saat ini, maka kemungkinan besar, para investor dan pasar global akan memiliki pandangan yang berbeda, dan Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

"Kalau sekarang [biaya logistik] 24 persen, [turun] setengahnya sudah luar biasa dan akan jauh meningkatkan persepsi daripada investor dan juga market di dunia bahwa berbisnis di Indonesia biaya logistiknya sudah bisa bersaing," ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga membeberkan tentang dampak dari merger Pelindo terhadap 5 komponen. Beberapa diantaranya adalah, efisiensi operasional, pertumbuhan ekonomi nasional. Meningkatkan produktifitas di kawasan pelabuhan, penurunan harga barang, dan peningkatan koordinasi pengembangan di berbagai kawasan industri.

"Selain itu juga bagaimana meningkatkan layanan logistik, meningkatkan skala usaha, dan menciptakan layanan pelabuhan yang semakin baik," imbuhnya.

Di sisi lain, Prasetyo selaku Direktur Strategi PT Pelabuhan Indonesia (Persero), mengatakan bahwa biaya logistik di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yakni sebesar 23 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga kita seperti Malaysia, Singapura, atau bahkan Vietnam, Indonesia terbilang masih kalah bersaing. Karena itu, ia berharap dengan adanya merger Pelindo I, II, III, dan IV, akan menjadi langkah untuk melakukan optimalisasi biaya logistik, sehingga kinerja dari Pelindo juga bisa semakin meningkat.

"Kita bisa melakukan efisiensi dalam beberapa strategi kita dalam melakukan peningkatan kapasitas. Kita juga melakukan standarisasi SDM, kemudian juga kita juga lebih efisien dalam hal capex-nya dalam berinvestasi," tutur Prasetyo.