freightsight
Sabtu, 4 Mei 2024

PENGIRIMAN LAUT

Saat Nataru Tiba, TPS Ingin Antisipasi Penumpukan Peti Kemas

23 Desember 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pexels

TPS mengantisipasi adanya penumpukan peti kemas di pelabuhan saat Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

TPS justru di sini juga ikut mengatur ketersedian Sumber Daya Manusia (SDM) dengan di dalamnya menetapkan pola cuti secara bergilir.

Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mengantisipasi adanya penumpukan peti kemas di pelabuhan saat Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Hal ini tentu saja memang terkait dengan adanya pembatasan kegiatan operasional angkutan barang yang ada di ruas-ruas jalan tol oleh pemerintah yang kini akan diprediksi berimbas pada terjadinya lonjakan penumpukan peti kemas yang ada di pelabuhan.

Salah satu strategi TPS memastikan performa alat dengan menjadwalkan maintenance rutin untuk alat bongkar muat yang ada di TPS, baik itu Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG), head truck atau juga alat bongkar muat lainnya, mengatur slot lapangan penumpukan dengan menyiapkan blok-blok penumpukan sementara peti kemas khususnya untuk peti kemas impor yang diperkirakan akan terjadi penumpukan.

Plt. Direktur Utama, Bambang Hasbullah menyampaikan bahwa memang saat menjelang Nataru diprediksi komoditi yang akan diangkut menggunakan reefer container akan bisa meningkat sebesar 3 persen jika dibanding dengan periode tahun sebelumnya.

“Mengantisipasi peningkatan jumlah kebutuhan reefer plug di TPS, kami telah menyediakan sebanyak 1.448 unit reefer plug, sehingga kami pastikan aman,” ungkap Bambang, Rabu (21/12/2022) dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net.

Bukan hanya itu dari segi fasilitas, TPS di sini pun juga sudah berhasil melakukan pengerjaan peninggian dan perbaikan paving yang bergelombang yang ada di beberapa blok lapangan penumpukan. Review terhadap sistem Terminal Operating System (TOS) kini juga telah selesai dilakukan oleh tim operasional, planning dan IT TPS, sebagai salah satu upaya preventif atas risiko terjadinya kendala pada sistem.

Tidak berhenti pada upaya memastikan kehandalan fasilitas dan peralatan, TPS justru di sini pun juga ikut dalam mengatur ketersedian Sumber Daya Manusia (SDM) dengan di dalamnya menetapkan pola cuti secara bergilir, sehingga saat nanti menjelang Nataru layanan yang ada di TPS akan tetap optimal. Bahkan di tahun ini, tentu saja TPS juga telah menerbitkan Surat Edaran bagi seluruh insan TPS untuk tidak lagi menerima gratifikasi serta mengingatkan kembali tentang larangan melakukan pungli atas layanan yang diberikan.

Sampai dengan bulan November 2022 lalu, catatan arus peti kemas yang ditangani oleh TPS adalah 1.245.283 TEUs, dengan rincian kontribusi arus peti kemas internasional sebanyak 1.177.616 TEUs dan kontribusi arus peti kemas domestik telah tercatat ada sebanyak 67.667 TEUs.

Diprediksi catatan arus peti kemas ini akan kurang menggembirakan sampai dengan akhir tahun 2022 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kondisi eksternal yang mempengaruhi di antaranya kebijakan lockdown yang masih berlaku di China dan masih berlangsungnya perang Rusia – Ukraina serta krisis ekonomi secara global.

Bahkan dengan segala tantangan yang ada, berkat dukungan semua pihak sampai dengan bulan November 2022 TPS mencatat kinerja bongkar muat positif, yakni pada angka 53,39 box/ship/hour, jauh di atas kinerja bongkar muat 48 box/ship/hour yang telah ditetapkan oleh Kementrian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak yang ada di Surabaya.

“Selama Nataru, TPS juga tetap melayani 24 jam 7 hari seperti tahun-tahun sebelumnya, kami tidak ada libur, kami pastikan logistik tetap berjalan lancar,” tutup Bambang.