freightsight
Jumat, 15 November 2024

INFO INDUSTRI

Rantai Pasok Aman dan Daya Beli Tinggi, Penjualan Mamin Melonjak Hingga 20 Persen

16 Desember 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via unsplash

Ketua Umum Aprindo mengatakan Rantai pasok aman dan daya beli yang baik menjadi potensi penjualan produk mamin melonjak hingga 20 persen saat Nataru.

Rantai pasok aman dan daya beli masyarakat yang masih baik diperkirakan mendongkrak penjualan makanan dan minuman (mamin) pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, mengatakan kedua faktor tersebut menjadi potensi yang meningkatkan penjualan produk mamin hingga lonjakan 20 persen pada periode tersebut.

“Kondisi rantai pasok dari industri hulu dipastikan aman, daya beli masyarakat juga baik apabila dilihat dari berbagai indikator ekonomi, jadi diperkirakan itulah yang membuat penjualan terkerek hingga 20 persen,” kata Roy pada Rabu (14/12/2022).

Roy menjelaskan, indikator perekonomian yang digunakan untuk mengukur hal ini di antaranya adalah indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil (IPR), serta puchasing managers index (PMI) manufaktur. Sementara dalam laporan Bank Indonesia, IKK pada November 2022 tercatat sebesar 119,1 yang menandakan masih berada di zona optimistis.

Sementara IPR pada Oktober 2022 tercatat sebesar 202,7 atau tumbuh sebesar 3,7 persen secara tahunan (yoy). IPR untuk subsektor mamin sendiri tercatat juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen yoy. Adapun dari sisi PMI manufaktur, para pelaku usaha menunjukkan optimistis karena pada November 2022 Indeksnya masih berada di zona ekspansi sebesar 50,3 poin menurut data survey S & P Global.

Sementara, mengacu pada survey Kementerian Perindustrian (Kemenperin), indeks keyakinan industri (IKI) pada November 2022, Indonesia masih terpantau ekspansif sebesar 50,89 poin.

Roy menyebutkan, pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 diproyeksi penjualan produk mamin bisa mencapai 20 persen lebih tinggi lagi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama pada 2 tahun sebelumnya.
Pada periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 lalu, lonjakan penjualan produk mamin dari bulan-bulan normal hanya mentok di angka 10 persen.

"Untuk itu, kami optimistis terhadap geliat sektor mamin kali ini," ujarnya.