freightsight
Jumat, 3 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Picu Ketegangan, Tiongkok Gagal Penuhi Komitmen Perdagangan dengan AS

7 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

perdagangan

Ilustrasi Trade War AS dan China

• Wakil Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat, Sarah Bianchi mengatakan Tiongkok gagal memenuhi komitmen perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat.

• Tiongkok menandatangani kesepakatan pada Januari 2020 bersama mantan Presiden Donald Trump untuk meningkatkan pertanian AS, produk manufaktur, energi dan jasa sebesar USD200 miliar selama 2020 dan 2021.

Wakil Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) Sarah Bianchi mengungkapkan Tiongkok gagal memenuhi komitmennya dalam kesepakatan perdagangan fase pertama dalam dua tahun yang berakhir pada 2021 lalu. Sampai saat ini pihaknya masih mendiskusikan persoalan ini dengan pemerintah Beijing.

“Bisa dilihat jelas Tiongkok tidak mampu memenuhi komitmen mereka di (perjanjian) fase pertama. Ini menjadi masalah yang sedang kami coba atasi,” tutur Bianchi dalam forum virtual yang diselenggarakan Asosiai Perdagangan Internasional Washington, seperti diwartakan oleh Channel News Asia pada Rabu (2/2/2022).

Sebelumnya, Tiongkok menandatangani kesepakatan pada Januari 2020 bersama mantan Presiden Donald Trump untuk meningkatkan pertanian AS, produk manufaktur, energi dan jasa sebesar USD200 miliar selama 2020 dan 2021.

Namun menurut analis ekonomi Peterson Institute for International Economics, Chad Bown, dalam data laporannya menunjukkan bahwa hingga November 2021 Tiongkok hanya memenuhi sekitar 60 persen tujuan itu.

Kesepakatan itu mencegah terjadinya perang dagang selama tiga tahun antara dua peengendali terbesar ekonomi dunia. Tetapi perjanjian itu tetap memberlakukan tarif impor hingga ratusan miliar dolar. Pada akhir Januari, Menteri Pertanian AS Tom Vilsack mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pembelian barang-barang AS oleh Tiongkok tidak mencapai tujuan perjanjian Fase Pertama atau sekitar USD13 miliar.

Asumsi ini diperkuat oleh data rincian kekurangan yang dirilis Biro Sensus AS pada akhir 2021 untuk perdagangan jenis barang dan jasa. Sementara itu, data bea cukai Tiongkok menunjukkan surplus perdagangan yang melonjak 25 persen selama dua tahun berturut-turut. Lonjakan tersebut menyentuh angka sekitar USD396,6 miliar.

Di lain pihak, seorang juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di AS mengatakan Beijing telah bekerja keras mengimplementasikan perjanjian Fase Pertama terlepas dari dampak covid-19, resesi global, dan gangguan rantai pasokan.

"Kami harap AS tetap dapat menjaga kondisi dan suasana yang baik dalam perdagangan dengan Tiongkok. Kedua tim perdagangan masih dalam komunikasi dan kerja sama yang normal," pungkasnya dalam sebuah surat elektronik.