Sentral berita, analisis dan data logistik di Indonesia

• Infinity Logistics and Transport Ventures di Malaysia menyetujui membeli Access World sebagai bisnis pergudangan logam Glencore, pedagang komoditas terbesar di dunia seharga $177 juta.

• Infinity Logistics mengkhususkan dalam beberapa layanan logistik, termasuk pengiriman barang, transportasi kereta api, pembuatan palet, pelabelan, dan pengemasan ulang.

Dalam penawaran pergudangan global terbaru, Infinity Logistics and Transport Ventures yang berbasis di Malaysia telah menyetujui membeli Access World sebagai bisnis pergudangan logam Glencore, pedagang komoditas terbesar di dunia dengan harga sekitar 177 juta dollar AS.

Pembelian tersebut adalah sebuah ekspansi nyata bagi Infinity Logistics yang hingga saat ini menghasilkan sebagian besar pendapatannya sekitar 72 persen per Juni dari pelanggan di Malaysia dan Singapura. Tetapi dengan unit pergudangan logam Glencore sekarang, *Infinity Logistics *akan menambah lebih dari 300 gudang lebih di 25 negara, termasuk sekitar 100 lokasi di wilayah EMEA dan 19 di Amerika Utara.

Berbasis di Port Klang, titik utama jaringan global logam yang diperdagangkan di bursa Infinity Logistics mengkhususkan dalam beberapa layanan logistik, termasuk pengiriman barang, transportasi kereta api, pembuatan palet, pelabelan, dan pengemasan ulang. Perusahaan ini terdaftar di Hong Kong dan menghasilkan laba disesuaikan selama awal tahun 2021.

Akuisisi Infinity of Access World rupanya memang telah berhasil mengejutkan banyak orang, yang bisa berspekulasi bahwa bisnis yang berbasis di Swiss ini akan dibeli oleh perusahaan China. Access World menangani sekitar 20 juta ton aset per tahun, terutama logam industri dan minyak dan gas, tetapi sumber mengatakan operasi tersebut rupanya telah dijual untuk beberapa waktu di tengah pengetatan pasokan logam industri utama seperti aluminium, seng serta tembaga.

Glencore (OCTUS: GLNCY) telah membeli Access World pada tahun 2010 dari Grup Pacorini Italia yang memang pada saat itu hanya memiliki gudang di lima kota tetapi dipandang sebagai investasi yang sangat menjanjikan karena surplus logam global karena permintaan yang lemah setelah krisis keuangan pada tahun 2008.