freightsight
Minggu, 13 Oktober 2024

PENGIRIMAN UDARA

Perkuat Layanan Angkutan Perintis, Ditjen Hubud Dukung Konektivitas Daerah 3TP

24 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via alinea.id

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) berfokus pada peningkatan pelayanan angkutan udara perintis dalam upaya memperkuat konektivitas di daerah terluar, terdepan, tertinggal, dan perbatasan (3TP).

Dalam upaya memperkuat konektivitas di daerah terluar, terdepan, tertinggal, dan perbatasan (3TP), Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) akan berfokus pada peningkatan layanan angkutan udara perintis pada 2023.

Sebagaimana dikemukakan oleh Direktur Angkutan Udara, Putu Eka Cahyadhi yang mengatakan bahwa banyak daerah 3TP yang aksesibilitasnya masih sulit karena tidak ada ketersediaan moda transportasi yang memadai, waktu tempuh yang lama, jadwal operasional yang tidak berkesinambungan.

“Maka dari itu angkutan udara perintis sangat dibutuhkan untuk mendukung pemerataan pembangunan dan penurunan disparitas harga terutama di daerah 3TP,” ujarnya pada Kamis (23/2/2023).

Putu menerangkan, Ditjen Hubud telah mengeluarkan anggaran dengan alokasi Rp 500 miliar untuk dua program yaitu angkutan udara perintis penumpang dan angkutan udara perintis kargo.

Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk melayani 21 Koordinator Wilayah (Korwil) dengan jumlah rute angkutan udara perintis 220 rute penumpang, 40 rute perintis kargo, dan 1 rute udara kargo.

Saat ini penerbangan perintis dilayani oleh 6 operator, yakni PT. Asi Pudjiastuti Aviation, PT. Nasional Global Aviation, PT. Asian One Air, PT. Smart Cakrawala Aviation, PT. Semuwa Aviasi Mandiri dan Trigana Air Service.

Untuk penyelenggaraan angkutan udara perintis kargo subsidi (40 rute) dan angkutan udara kargo (1 rute) yang dikenal dengan Jembatan Udara tersebar di 6 Korwil yaitu Tarakan, Masamba, Dekai, Timika, Oksibil, dan Tanah Merah.

“Mekanisme pengangkutan kargo tersebut dimulai dari Tol Laut menuju gudang penyimpanan, kemudian dikirim melalui darat (Damri) ke gudang kargo di bandara. Kemudian didistribusikan menggunakan pesawat menuju bandara atau lapangan terbang di daerah 3TP,” kata Putu.

Menurutnya, tentunya tidak mudah menjalankan program angkutan udara perintis tersebut. Sebab masih ada tantangan yang dihadapi oleh pihaknya, seperti terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi khusus di 85 area/daerah pegunungan, terbatasnya jumlah pesawat, kondisi keamanan dan teknis bandara belum maksimal, hingga faktor alam seperti cuaca buruk dan bencana alam.

"Meski banyak tantangan, namun kami optimis dapat berjalan lancar berkat kolaborasi dan sinergitas bersama kementerian/lembaga terkait, serta dukungan pemerintah daerah dan pihak keamanan TNI/Polri untuk kesinambungan operasional penerbangan angkutan udara perintis," jelasnya.

Realisasi penerbangan angkutan udara perintis penumpang 2022 mencapai 99,7 persen dan untuk penerbangan perintis kargo mencapai 98 persen.

Adapun realisasi penerbangan yang tidak mencapai 100 persen disebabkan oleh beberapa kendala seperti cuaca buruk, aspek keamanan dan ketersediaan barang.

Di samping itu, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), kehadiran angkutan udara perintis kargo terhadap disparitas harga dapat memberikan dampak positif.

Contohnya seperti yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara, harga minyak goreng mengalami penurunan sebesar 46,15 persen dengan menggunakan program jembatan udara, yang awalnya seharga Rp 65.000 per liter menjadi Rp 35.000 per liter.

“Kedepannya diharapkan program ini dapat terus berjalan untuk membuka keterisolasian daerah 3TP, meningkatkan pemerataan pembangunan, serta menekan disparitas harga agar dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Putu.