EKSPOR
19 September 2023
|
Penulis :
Tim FreightSight
Kaltim masih mengandalkan batu bara sebagai komoditas ekspor nonmigas terbesar.
Nilai ekspor hasil pertanian dan hasil industri masing-masing mengalami peningkatan sebesar 140,91% dan 32,17%.
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang masih mengandalkan batu bara sebagai salah satu komoditas ekspor nonmigas terbesar ini mesti menghadapi fakta pada Agustus 2023.
Diketahui, nilai ekspor pada hasil tambang harus anjlok 50,79% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang kemudian disusul ekspor hasil industri yang turun menjadi 30,33%.
Di samping itu, nilai ekspor hasil pertanian dan hasil industri yang masing-masing mengalami peningkatan sebesar 140,91% dan 32,17%.
Yusniar Juliana selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menyatakan bahwa harga batu bara naik sedikit dari US$140,63 menjadi US$152,61 per metrik ton pada bulan Agustus 2023. Namun, beliau justru menyebutkan level harga yang ada di tahun 2023 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2022.
“Hal yang sama berlaku untuk minyak mentah dan minyak kelapa sawit, yang mengalami kenaikan pada dua bulan terakhir, tetapi masih lebih rendah daripada tahun sebelumnya,” ujarnya yang dikutip dalam keterangan resmi, Senin (18/9/2023).
Walaupun demikian, batu bara juga masih menjadi salah satu komoditas ekspor nonmigas terbesar Provinsi Kaltim dengan peranan sebesar 74,81% terhadap total ekspor nonmigas pada Agustus 2023.
Secara kumulatif, nilai ekspor hasil tambang Provinsi Kaltim selama Januari-Agustus 2023 mencapai US$ 13,93 miliar atau turun menjadi sebesar 50,796% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.
Adapun, negara tujuan ekspor terbesar dari Provinsi Kalimantan Timur pada periode Januari hingga Agustus 2023 masih ditempati oleh Tiongkok dengan nilai ekspor yang nilainya sebesar US$5,32 miliar (31,78%), diikuti India dengan nilai sebesar US$2,26 miliar (13,53%) dan Filipina sebesar US$1,61 miliar (9,65%).
Yusniar di sini pun juga mengungkapkan bahwa kinerja ekspor Kaltim dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya perlambatan ekonomi Tiongkok, mitra dagang utama yang ditunjukkan oleh penurunan ekspor selama empat bulan berturut-turut dan pembatasan impor batu bara oleh India, mitra dagang kedua, karena stok mencukupi kebutuhan listrik.
Hal tersebut diperparah dengan dinamika pasokan minyak mentah dunia karena isu pemangkasan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia dan pergerakan kurs berdampak pada daya saing produk ekspor Kalimantan Timur.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
27 September 2023
26 September 2023
25 September 2023
22 September 2023
20 September 2023
19 September 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 September 2023
1 September 2023
15 Agustus 2023
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi