freightsight
Rabu, 4 Desember 2024

IMPOR

Pemprov Sumsel Impor 12.000 Ton Beras untuk CBP Pemerintah

25 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via rri.co.id

Pemprov Sumsel impor beras yang jumlahnya sebanyak 12.000 ton dari Thailand.
Cadangan beras pemerintah (CBP) itu diperuntukan sebagai antisipasi prediksi dampak el nino yang terjadi pada tahun ini.

Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) membenarkan adanya impor beras yang jumlahnya sebanyak 12.000 ton yang masuk dari Thailand.

Banyaknya beras yang masuk itu diantaranya 4.800 ton pada tahap pertama, 2.750 ton tahap kedua, dan 4.500 ton yang memang rencananya akan datang pada tahap ketiga.

Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Hengky Putrawan menjelaskan bahwa adanya beras impor itu tidak disebabkan oleh kurangnya produksi beras di wilayah Sumsel.

Akan tetapi, hal itu berkaitan dengan program bantuan beras dari pemerintah pusat yang ditugaskan melalui Perum Bulog.

“Jadi beras impor bukan karena kurang produksi, tetapi Bulog mendapatkan tugas dari kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia untuk penyaluran CBP dalam rangka pemberian bantuan pangan ke masyarakat,” jelas Hengky.

Menurutnya, cadangan beras pemerintah (CBP) itu diperuntukan sebagai antisipasi prediksi dampak el nino yang terjadi pada tahun ini.

Bukan hanya itu, kata dia, alasan lain penerimaan beras impor melalui Bulog Kantor Wilayah Sumsel Babel yaitu letak pelabuhan yang ada di Sumsel, sehingga nantinya beras bisa disalurkan ke daerah tetangga.

Hengky menambahkan, berdasarkan data Dinas Pertanian Sumsel, kondisi produksi beras di wilayah Sumsel hingga Juli 2023 diprediksi masih surplus yaitu mencapai 541.596 ton.

"Bulog juga menerangkan cadangan beras ini juga untuk menjaga, karena dikhawatirkan terjadinya gagal panen atau semacamnya, jika terjadi el nino nanti,” tambahnya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru mengaku mengetahui adanya beras impor masuk melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang.

Dia menyampaikan bahwa memang beras impor itu hanya untuk menjaga buffer stock Bulog, bukan sebagai kebutuhan utama.

"Kita hargai mereka jaga-jaga, tapi bukan semata-mata ini kebutuhan. Menjaga kalau terjadi el nino, takut gagal panen atau apa," kata dia.

Pasalnya kata Deru, produksi beras di Sumsel mengalami surplus yang hampir 3 juta ton, sementara kebutuhan hanya berkisar 500 ribuan ton. “Tidak bisa menolak, karena itu kebijakan negara,” tutupnya.