freightsight
Sabtu, 18 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Pemerintah Waspadai Dampak Lockdown China Pada Kinerja Ekspor

28 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Lockdown China

China Port via .maritimeintelligence.informa.com

Dampak langsung dari kondisi ini adalah menghambat mata rantai pasok untuk barang ekspor berbasis manufaktur, sedikit banyak juga akan berdampak pada inflasi.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus memantau dan mewaspadai berbagai situasi yang bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia ke depan. Seperti melambatnya pemulihan ekonomi Eropa akibat perang Rusia dan Ukraina, serta yang terbaru adalah penerapan kembali lockdown di Shanghai, China.

“Semua kondisi tersebut diperkirakan akan berpengaruh terhadap performa ekspor ke depan,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam keterangan di Jakarta pada Selasa (19/4/2022).

Nilai ekspor RI pada Maret 2022 mencatat nilai US$ 26,50 miliar, angka itu melonjak 29,42% (mtm) atau sebesar 44,36% (yoy). Pada periode yang sama, nilai impor mencapai US$ 21,97 miliar dengan pertumbuhan sebesar 32,02% (mtm) atau 30,85% (yoy).

Adapun China merupakan negara tujuan ekspor non-migas terbesar Indonesia yaitu senilai US$ 5,48 miliar. Kemudian disusul Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 2,83 miliar dan India menempati urutan ketiga dengan US$ 2,06 miliar.

Perpaduan kontribusi ketiganya menghasilkan capaian ekspor sebesar 41,34%. Sementara ekspor ke ASEAN dan 27 negara Uni Eropa masing-masing sebesar US$ 4,98 miliar dan US$ 1,86 miliar.

Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 kembali menunjukkan surplus yang cukup pesat yakni sekitar US$ 4,53 miliar, melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 lalu atau telah terjadi dalam 23 bulan berturut-turut.

“Meskipun di tengah eskalasi perang dan adanya penguncian wilayah di salah satu pusat perekonomian dunia seperti Shanghai, kinerja perdagangan Indonesia kembali menunjukkan torehan impresif. Surplus berkelanjutan ini akan terus mendorong kenaikan cadangan devisa sekaligus meningkatkan kapasitas dan ketahanan sektor eksternal Indonesia,” papar Menko Airlangga.

Menurutnya, solidnya performa surplus perdagangan RI pada Maret 2022 ini ditopang olah kinerja ekspor yang terus menguat di tengah peningkatan harga berbagai komoditas andalan. Pada Maret 2022, peningkatan dialami oleh harga batu bara sebesar 49,91% (mtm), nikel tumbuh 41,26% (mtm), dan CPO naik 16,72% (mtm).

“Indonesia terus menggenjot hilirisasi komoditas unggulan meski di tengah lonjakan harga sejumlah komoditas, sehingga ekspor Indonesia tidak lagi berasal dari komoditas hulu, tetapi juga mengandalkan komoditas hilir dengan nilai tambah tinggi,” papar Menko.

Selain itu, dampak lockdown China juga akan berpengaruh terhadap perdagangan ekspor impor. Shanghai merupakan salah satu pusat bisnis di China, dan Indonesia sering mengimpor produk dari kota tersebut.

“Sepertinya dampak langsung dari kondisi ini adalah menghambat mata rantai pasok untuk barang ekspor berbasis manufaktur, sedikit banyak juga akan berdampak pada inflasi,” pada (30/3/2022) lalu.

Sebagai informasi, China kembali melakukan kebijakan lockdown di 10 kota negaranya karena peningkatan kasus infeksi Covid-19. Adapun strategi nol Covid-19 yang diterapkan di China untuk mengatasi persoalan ini dinilai akan memukul perekonomian secara global.

Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sutrisno Iwantono mengatakan, lockdown di China akan berdampak pada Indonesia yang merupakan partner perdagangan internasional. Terlebih lagi, China adalah pasar ekspor dan impor yang penting.

"Lockdown biasanya akan mengganggu aktivitas distribusi, misalnya akibat kelangkaan kontainer. Sehingga salah satu strateginya adalah mencari alternatif pasar lain," ujarnya pada Rabu (16/3/2022).

Sutrisno menyebut, ada sejumlah industri yang berhubungan dengan komoditas seperti batu bara dan CPO yang akan terkena dampak besar dari kebijakan lockdown China. Di sisi lain industri yang banyak mengimpor bahan baku dari China juga akan merasakan imbasnya.