freightsight
Jumat, 22 November 2024

IMPOR

Pemerintah Impor Gula 215.000 Ton Karena Kebutuhan Ramadhan Meningkat

27 Maret 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via ekonomi.bisnis.com

Bapanas mengamankan ketersediaan gula konsumsi pada Ramadan dan Idul Fitri.

BUMN Pangan ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan mendatangkan 215.000 ton gula kristal putih bertahap.

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) telah mengamankan ketersediaan gula konsumsi pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul fitri.

Langkah tersebut, salah satunya yaitu dengan mengimpor Gula Kristal Putih (GKP) sebanyak 215.000 ton secara bertahap selain juga telah mengoptimalkan stok gula yang ada di dalam negeri.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menuturkan stok gula untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini aman. Saat ini pemenuhan gula memaksimalkan hasil panen dalam negeri.

“Kita telah lakukan penugasan, dengan menyampaikan surat permohonan penugasan Menteri BUMN kepada BUMN Pangan dalam hal ini ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan untuk melakukan pengadaan gula konsumsi luar negeri. Prosesnya sudah berjalan dan ditargetkan sudah ada yang masuk pada Maret-April ini untuk menambah stok dan menjaga harga di tengah puasa dan lebaran,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (24/3/2023).

Melalui penugasan tersebut, BUMN Pangan ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan mendatangkan 215.000 ton gula kristal putih (GKP) bertahap.

“Seluruh proses perizinan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan sudah dipenuhi. Kedatangan dilakukan secara bertahap. Pada Maret-Mei ini ditargetkan masuk sekitar 99 ribu ton GKP,” ungkapnya.

Dalam rangka pemerataan, kedatangan GKP Maret-Mei 2023 dilakukan di tiga pelabuhan, pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya dan Belawan Medan.

“Kedatangannya kita sebar di tiga pelabuhan agar pendistribusiannya lebih cepat dan merata,” paparnya.

Penugasan pengadaan ini, menurut Arief, sesuai kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri Januari, hal ini dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan 2023 dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden RI agar Kementerian/Lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat pada saat Ramadan dan Idul fitri.

Sementara itu, berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, stok awal gula nasional Januari 2023 1,1 juta ton, adapun kebutuhan gula nasional perbulan tercatat 283.000 ton.

“Berdasarkan penghitungan kebutuhan gula nasional tersebut, maka untuk mengamankan kebutuhan sampai dengan Idul Fitri kita sudah siapkan penambahan pasokan gula. Mengingat saat hari raya kerap terjadi lonjakan permintaan dan konsumsi, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar bulan Mei,” jelasnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, gula konsumsi adalah salah satu komoditas pangan strategis. Ketersediaannya harus ditunjang pasokan dari luar. Mengingat, produksi dalam negeri belum dapat menutupi kebutuhan nasional.

Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2023, diperkirakan tahun ini produksi gula dalam negeri 2,6 juta ton, sedangkan angka kebutuhan gula nasional 2023 3,4 juta ton.

“Sehingga selisihnya masih harus ditutup oleh pasokan luar negeri. Langkah pengadaan dari luar ini yang kita percepat dari awal agar tidak terjadi kelangkaan di masyarakat, mengingat puasa dan lebaran tahun ini lebih dekat dengan awal tahun dan mendahului musim giling tebu,” terangnya.

Adapun berdasarkan Panel Harga Pangan NFA, harga rata-rata nasional gula konsumsi di tingkat konsumen per 24 Maret 2023 ada di Rp 14.416/kg.

Harga tersebut cenderung stabil sejak Oktober 2022 dan berada di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen, sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022 menetapkan HAP gula di tingkat konsumen Rp 14.500/kg.