freightsight
Sabtu, 20 April 2024

INFO INDUSTRI

Pecah Rekor, Eropa Catat Inflasi 7,5 Persen

6 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Inflasi Eropa

Illustrasi Inflasi via Pixabay

Menurut angka terbaru yang dirilis pada Jumat (1/4/2022), inflasi di Eropa mencatat rekor tertinggi mencapai 7,5 persen. Lonjakan ini dipicu kenaikan harga akibat perang di Ukraina dan tingginya permintaan pasca pandemi.

Eropa menghadapi rekor inflasi terbarunya. Menurut catatan Associated Press pada Jumat (1/4/2022), Badan Statistik Uni Eropa, Eurostat mencatat harga barang-barang konsumen di 19 negara dengan mata uang euro naik di tingkat tahunan sebesar 7,5 persen pada bulan Maret 2022.

Angka inflasi terbaru ini mengalahkan rekor tertinggi bulan lalu saat mencapai 5,9 persen, bulan kelima berturut-turut inflasi di zona euro mencapai rekor tingkat inflasi. Rekor baru ini membawa inflasi ke level tertinggi sejak pencatatan untuk euro yang dimulai sejak tahun 1997.

Kenaikan harga barang konsumen adalah polemik yang dihadapi seluruh dunia saat ini. Membuat semua orang kesulitan membeli segala sesuatu, mulai dari bahan pokok seperti makanan hingga melunasi tagihan listrik rumah.

Lonjakan biaya energi menjadi faktor utama inflasi di Eropa. Eurostat mengungkapkan harga energi pada bulan lalu melambung hingga 44,7 persen, naik 32 persen dari bulan Februari.

Disusul harga minyak dan gas yang juga ikut terkerek akibat tingginya permintaan dari negara yang tengah memulihkan ekonomi dari jurang pandemi Covid-19.

Kondisi diperparah dengan terjadinya serangan militer Rusia, pemasok utama minyak dan gas Eropa, ke Ukraina. Peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran gangguan ekspor yang menghambat pasokan akibat sanksi atas Rusia.

Sejumlah analis kian mendesak Bank Sentral Eropa untuk segera mengambil tindakan. Bank sendiri tengah berusaha menekan rekor inflasi dengan menyeimbangkan resiko ancaman bahwa perang dapat semakin memperburuk ekonomi yang sebelumnya sudah penuh tekanan.

Bulan lalu, Bank Sentral Eropa mempercepat upaya keluar dari stimulus ekonomi untuk memerangi inflasi. Namun, mereka belum mengambil tindakan yang lebih jauh.

"Kami berpikir bahwa ECB (European Central Bank) akan segera mengambil langkah tegas dan tidak bisa menunggu lebih lama lagi sebelum menaikkan suku bunga, " kata Jack Allen-Reynolds, ekonom senior Eropa di Capital Economics.

Bank sentral lainnya sudah mulai menaikkan suku bunga, termasuk Amerika Serikat yang inflasi nya melambung ke level tertinggi sejak 40 tahun terakhir, yaitu 7,9 persen.

Adapun negara-negara yang tidak menggunakan euro, seperti Inggris, Norwegia, dan Republik Ceko juga melakukan hal yang sama yakni menaikkan suku bunga. Di zona euro, ada kenaikan harga untuk kategori pengeluaran selain energi.

Biaya makanan, alkohol, dan tembakau merangkak naik sebesar 5 persen, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,2 persen.
Sementara, harga barang-barang sekunder seperti pakaian, peralatan, komputer, kendaraan, dan buku turut mengalami kenaikan 3,4 persen, naik dari awalnya 3,1 persen. Begitupun ongkos layanan yang juga naik 2,7 persen dibandingkan sebelumnya 2,5 persen.

Pada kesempatan lain, Perdana Menteri Italia sekaligus mantan presiden Bank Sentral Eropa menguraikan bagaimana masalah ini dapat menyeret ranah individu dan rumah tangga.

"Kenaikan inflasi disebabkan oleh baiknya harga bahan baku, khususnya bahan makanan. Inflasi inilah yang paling memukul saya beli rumah tangga," lapar Draghi pada wartawan pada Kamis (31/3/2022).

"Kekurangan bahan baku juga menciptakan produksi terhambat dan memaksa kenaikan harga lebih lanjut," tambah Draghi.

Ia mengatakan, selama inflasi bersifat sementara, pemerintah masih dapat mengatasi dengan strategi anggaran. Misalnya, membantu keluarga menengah dengan memberikan pemanas listrik yang lebih besar. Akan tetapi jika krisisnya berkepanjangan, perlu dilakukan respon struktural.