freightsight
Rabu, 24 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Para Pelaku Usaha Resah Karena Krisis Kontainer Masih Jadi Ancaman

9 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Krisis kontainer

Container © Paul Teysen via Unsplash

• Soal krisis kontainer yang masih terjadi sampai saat ini, kini para pengusaha perkapalan mulai angkat bicara. Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini, belum ada kepastian tentang kapan berakhirnya krisis kontainer.

• Diharapkan tidak ada pelabuhan yang melakukan lockdown lagi. Kita harapkan permasalahan ini cepat selesai.

Soal krisis kontainer yang masih terjadi sampai saat ini, kini para pengusaha perkapalan mulai angkat bicara. Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini, belum ada kepastian tentang kapan berakhirnya krisis kontainer, bahkan banyak yang memprediksi bahwa krisis ini akan berlangsung lebih lama, karena adanya varian baru dari Covid-19, Omnicron.

Carmelita Hartoto selaku Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA), menyampaikan bahwa kelangkaan kontainer perdagangan internasional sudah terjadi sejak pertengahan 2020 lalu. Hal ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19, yang mana menyebabkan adanya banyak pelabuhan utama di dunia mengalami kelumpuhan, khususnya di China dan Amerika yang melakukan pembatasan wilayah/lockdown.

"Suplai kapal terbatas akibat blank sailing yang mengakibatkan pengurangan space, maka terjadilah peti kemas dan naiknya ongkos freight atau kargo," kata Carmelita pada Kamis (2/11/2021).

Blank sailing yang dimaksud ketika operator membatalkan jadwal pelayaran satu pelabuhan atau wilayah. Biasanya hal ini terjadi jika ada cuaca buruk, atau kemacetan di pelabuhan untuk membatasi ketersediaan kapal, atau disengaja karena permintaan kapasitas permintaan turun.

"Bisa dilihat terjadinya kongesti di pelabuhan utama tersebut," katanya.

Meskipun demikian, Carmelita menyampaikan bahwa pihaknya juga belum bisa memastikan kapan masalah ini akan bisa selesai. Hal ini dikarenakan tergantung pada kondisi suplai dan permintaan pelayaran kembali seimbang.

"Diharapkan tidak ada pelabuhan yang melakukan lockdown lagi. Kita harapkan permasalahan ini cepat selesai," katanya.

Hingga saat ini, diketahui bahwa produsen kontainer dari China dan Vietnam terus melakukan upaya penggenjotan produksi kontainer agar bisa memenuhi berbagai permintaan. Selain itu, diketahui pula bahwa beberapa Main Line Operator (MLO) juga sedang berencana untuk melakukan penambahan kapal baru meskipun hal tersebut tidak bisa mereka lakukan dalam waktu dekat.

Adanya varian baru dari Covid-19, Omicron juga menyebabkan kekhawatiran untuk rantai pasok global. Sian Fenner selaku Ekonom Utama Asia di Oxford Economics, menyampaikan dengan adanya varian Omicron, maka itu adalah indikasi bahwa pandemi sampai saat ini belum juga usai.

"Rantai pasokan tetap rentan terhadap gangguan terkait pandemi, dengan varian Omicron menyoroti bahwa krisis belum berakhir," kata Sian, Kamis (2/12/2021).

Dengan fenomena varian baru ini, maka diperkirakan China akan memperketat arus barang, yakni dengan menggandakan protokol lockdown agar lebih ketat. Hal ini demi menahan agar varian Omicron tidak sampai masuk ke China.

Saat ini pihak WHO sendiri telah memasukan Varian Omicron sebagai ‘variant of concern’. Mulanya, varian ini memang hanya ditemukan di Afrika dan Botswana, namun kini keberadaannya ada di banyak negara lain pula, seperti Hong Kong, Botswana, dan Belgia.