freightsight
Selasa, 15 Oktober 2024

IMPOR

Naik, Impor Minyak Nabati Indonesia Tembus 12,8 Juta kg pada Januari 2023

21 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via detik.com

Impor minyak nabati Indonesia Januari 2023 capai 12,8 juta kilogram (kg) atau senilai US$24,8 juta.

Penurunan ekspor tersebut malah berdampak pada kelangkaan minyak goreng pemerintah Minyakita di pasaran.

Impor minyak nabati Indonesia (HS 15) Januari 2023 mencapai 12,8 juta kilogram (kg) atau senilai US$24,8 juta. Angka tersebut mengalami kenaikan 80 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya 7,1 juta kg dan 28 persen secara tahunan naik dari 10 juta kg.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak nabati Indonesia terbesar berasal dari Filipina mencapai 4,1 juta kg, disusul Malaysia 2,5 juta kg, Thailand 1,6 juta kg, Singapura 835.000 kg, Chile 678.000 kg. Kemudian China 408.000 kg, India 239.000 kg, Australia 231.000 kg, Perancis 196.000 kg, Jepang 107.000 kg dan 1,3 juta kg negara lainnya.

Pada saat bersamaan, kenaikan ekspor minyak sawit Indonesia sendiri periode Januari menurun 2,2 juta ton atau 36, 26 persen.

Namun, penurunan ekspor tersebut justru berdampak pada kelangkaan minyak goreng pemerintah Minyakita di pasaran. Padahal, sejak diluncurkan Juli 2022 tersebut supaya minyak goreng khususnya curah dapat turun dan membanjiri pasaran kembali. Sejak dua bulan terakhir harga Minyakita yang ada di pasaran rata-rata dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp14.000 per liter. Di beberapa daerah terpantau Minyakita yang dijual Rp17.000 per liter.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU memaparkan hasil investigasi awal terkait penyebab kelangkaan minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita. Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala juga menduga terdapat akal-akalan produsen minyak sawit dalam mengatur pasokan Minyakita sehingga harganya naik dan sulit ditemukan yang ada di pasaran.

Harga Minyakita lebih murah dari harga minyak goreng kemasan premium yang sekarang mencapai Rp 21.200. Oleh karena itu, Mulyawan menduga besarnya selisih harga tersebut membuat produsen mengakali stok Minyakita supaya minyak goreng premium bisa terserap oleh konsumen.

"Kami menduga selisih ini bisa menyebabkan pelaku usaha atau produsen minyak premium ini merasa, kok produk saya belum terserap nih, sedangkan Minyakita lebih diserap masyarakat. Jadi mungkin itu strategi," kata dia pada Senin (30/1/2023).

Fenomena ini akhirnya membuat pemerintah menggelar pertemuan dengan produsen minyak goreng nasional, Senin (3/1/ 2023).

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah meminta pengusaha menaikkan produksi juga pasokan minyak goreng ke pasar. Dengan mekanisme wajib pemenuhan domestik alias Domestic Market Obligation (DMO) sebanyak 450.000 ton per bulannya. Yaitu, mulai Februari hingga April 2023 atau terjadi peningkatan sebesar 50 persen dari DMO bulanan dialokasikan 300.000 ton per bulan.

"Kita minta dari 1 bulan 300 ribu ton untuk memproduksi ke 450.000 ton. Itu untuk 3 bulan ke depan," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Jumat (3/2/2023).