freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

PENGIRIMAN LAUT

Menurut Pelindo Ini Alasan Mengapa Biaya Logistik di Indonesia Masih Sangat Tinggi

23 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Jasa pengiriman pelabuhan

Blue and Red Cargo Ship on Dock © Tom Fisk via Pex...

• ** Biaya Logistik Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yakni sebesar 23 persen dari gross domestic product (GDP) atau product domestic bruto (PDB).**

Berdasarkan peta masalah, setidaknya ada 5 masalah utama yang menyebabkan biaya logistik di Indonesia menjadi mahal.

Pelindo atau PT Pelabuhan Indonesia, menilai bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan biaya logistik di Indonesia sampai saat ini masih begitu mahal, jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.

Prasetyo selaku Direktur PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Biaya Logistik Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yakni sebesar 23 persen dari gross domestic product (GDP) atau product domestic bruto (PDB). Apabila dilakukan perbandingan dengan Malaysia, Singapura, atau Vietnam, Indonesia masih cukup tertinggal.

"Padahal dari 23 persen itu komposisi dari sisi lautnya ini sekitar 2,8 persen saja. Yang lainnya ini dibagi menjadi beberapa peran yaitu darat dan utamanya di inventory dan beberapa bagian lain," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (20/11/2021).

Pihak Pelindo sendiri sudah menyusun peta masalah, menurut Prasetyo berdasarkan peta tersebut, setidaknya ada 5 masalah utama yang menyebabkan biaya logistik di Indonesia menjadi mahal. Yang pertama adalah regulasi dari pemerintahan utama dalam hal ekosistem atau pelayanan logistik.

Yang kedua, efisiensi value chain darat, karena sampai saat ini keberadaan infrastruktur memang cukup terbatas, selain itu konektivitas yang masih kurang antara darat dan pelabuhan juga cukup menjadi penghalang.

"Sebagai contoh dengan pengembangan jalur infrastruktur darat di Pulau Jawa atau trans Jawa ini tentunya merubah peta logistik yang ada," ujar Prasetyo.

Penyebab ketiga, terkait masalah efisiensi value chain maritim yang saat ini masih belum sepenuhnya optimal. Salah satu contohnya adalah terkait masalah pelayaran yang masih menggunakan kapal kecil untuk mengangkut berbagai macam logistik ke Indonesia Timur.

Masalah ke empat adalah peran Pelindo yang menyangkut kinerja operasi dan pengembangan atau optimalisasi dari kapasitas serta infrastruktur pelabuhan.

"Kita bisa melakukan efisiensi dalam beberapa strategi kita dalam melakukan peningkatan kapasitas. Kita juga melakukan standarisasi SDM, kemudian juga kita juga lebih efisien dalam hal capex-nya dalam berinvestasi," imbuh dia.

Untuk masalah kelima, atau yang terakhir adalah, supply and demand yang tidak seimbang karena saat ini masih terpusat di Pulau Jawa.

"Inilah lima isu utama yang kita pelajari kenapa biaya logistik ini cukup tinggi di Indonesia," pungkasnya.