freightsight
Kamis, 25 April 2024

EKSPOR

Menkop Berharap Bali bisa Menjadi Pusat Perdagangan Internasional RI

12 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pusat Logistik

Menkop via tempo.co

Menteri Koperasi dan UKM mengatakan Bali memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh daerah lain dalam membuat suatu produk kriya.

Menkop UKM juga menilai kerja sama dengan perwakilan-perwakilan pembeli dunia yang ada di Indonesia harus segera dilakukan.

Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM mengatakan bahwa Bali memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh daerah lain yaitu kreativitas, keterampilan dan ketekunan para perajin terutama dalam membuat suatu produk kriya.

“Jadi, ini salah satu keunggulan Bali dan ini penting kita tata dengan baik, sehingga nanti pengembangan produk-produk kriya dan home decor bisa menggunakan basis informasi pasar, ada riset pengembangan produk sehingga produk-produk kreatif berbasis kreativitas di Bali bisa lebih kompetitif di banding produk-produk lain,” ungkap Teten Masduki dalam kegiatan Cerita Kriya: Perajin Berdaya, Indonesia Bangkit di Bali yang dipantau secara virtual, Jakarta, Selasa 9 Agustus 2022.

Lebih lanjut lagi, pihaknya mengharuskan pengembangan pelbagai aggregator ekspor supaya perajin atau pelaku usaha dapat masuk ke pasar global. Menurut beliau, para pelaku usaha tidak akan bisa lagi didampingi secara orang per orang karena ini akan menyulitkan mereka terkait kapasitas produksi, standardisasi dan biaya logistik.

Karena itu, tentu saja Menteri Koperasi UKM di sini juga menilai kerja sama dengan perwakilan-perwakilan pembeli dunia yang ada di Indonesia harus secepatnya segera dilakukan.

“Kita sudah banyak agregator-agregator yang menjadi eksportir, misalnya agregator untuk produk organik, produk kriya, dan fesyen. Dengan begitu maka akan lebih mudah (bagi para pelaku usaha mengirimkan produk mereka),” ujar Teten.

Salah satu contoh lain dipaparkan yaitu terkait komoditas kopi. Pengiriman kopi Indonesia ke Eropa dalam skala kecil disebut akan membuat biaya logistik melonjak, padahal komoditas tersebut sudah punya tata niaga yang baik dari segi eksportir atau untuk pembeli.

“Jadi sudah ada sistem yang memungkinkan pengiriman ekspor kopi kita lebih efisien, (namun) hal-hal seperti itu kurang diperhatikan. Sekarang, kita akan coba kerja sama dengan para aggregator dan eksportir, termasuk juga perwakilan-perwakilan dagang atau agen dari importir yang ada di Indonesia,” ungkap beliau.

Dengan berbagai upaya tersebut, tentu saja Teten mengharapkan Bali dapat menjadi pusat perdagangan internasional yang ada di Indonesia. Harapan tersebut didukung kebijakan pemerintah yang menjadikan Bali sebagai pusat ekspor wilayah timur lewat fasilitas Smesco Hub Timur.

“Kita dorong Bali jadi pusat perdagangan internasional Indonesia seperti Singapura, padahal kan sebenarnya (Singapura) tidak punya apa-apa, tetapi kenapa bisa menjadi pusat perdagangan. Swiss juga sama (mengingat negara itu) tidak punya pelabuhan, tapi semua perusahaan dunia seperti supplier pangan dan lain sebagainya ada dua ribu di Swiss,” ungkap Menkop UKM.