freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

TEKNOLOGI

Menilik Perkembangan Logistik dalam Negeri dari Swasta dan Pemerintah.

7 November 2022

|

Penulis :

Michael Parlie

Kumpulan kontainer

via envato

2018 silam, Bank Dunia merilis peringkat performa logistik dari berbagai negara, Indonesia menempati peringkat 46 dari yang sebelumnya berada di peringkat 53. Performa ini tentu masih kalah saing dibanding negeri - negeri tetangga di Asia Tenggara seperti Malaysia yang berposisi di peringkat 41, Vietnam 39, Thailand 32 dan kekuatan logistik asia yaitu Singapura dengan torehan peringkat 7 dunia. Adapun kriteria yang digunakan dalam penilaian ini adalah Timeliness, Tracking & Tracing, Logistics Competence, International Shipments, Infrastructure and Customs. Melihat kepada indikator tersebut, regulator serta penggiat logistik lokal tidak sedang berdiam diri dan terus melakukan pengembangan dari kriteria terkait. Lantas apa saja perkembangan logistik dari dalam negeri yang sedang terjadi?

Peluncuran National Logistics Ecosystems (NLE) dan teknologi customs CEISA 4.0.

National Logistics Ecosystems atau NLE adalah ekosistem logistik yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjadi solusi lalu lintas barang serta dokumen international, dari kedatangan hingga ketibaan di gudang. Ekosistem ini ingin menjadi aggregator dari sektor jasa penyedia transportasi yang diberikan oleh swasta dan juga sektor yang dipegang oleh pemerintah. Dengan adanya NLE, diharapkan proses yang repetitif serta tidak menambah nilai dari sebuah kegiatan logistik dapat dihilangkan dan dikoordinasikan lewat satu platform terpadu. Tercatat sudah ada 65 entitas yang berkolaborasi dalam platform ini, memberikan range layanan yang luas, mulai dari konsolidator hingga jasa PPJK, ini memastikan bahwa pengguna tidak usah mencari diberbagai tempat yang berbeda dalam melakukan suatu aktivitas perdagangan internasional. Adapun NLE sedang diimplementasikan di beberapa kawasan seperti, Tanjung Emas, Pontianak, Juanda dan Belawan. Diharapkan lewat penerapan NLE, aktivitas logistik dapat menjadi efisien dan memakan waktu yang lebih singkat lewat proses bea cukai yang terintegrasi.

Tidak hanya NLE, Customs-Excise Information System and Automation atau dikenal sebagai CEISA, sedang memasuki tahun ke-4 penggunaannya, saat ini CEISA terus berkembang untuk menjadi wadah terintegrasi mengenai urusan kepabeanan. Dalam perkembangannya, CEISA sekarang sudah terintegrasi dengan NLE API (Application Programming Interface) sehingga dapat digunakan oleh perusahaan - perusahaan dalam mengirimkan informasi ke Ditjen Bea dan Cukai terkait ekspor dan impor. Dengan adanya integrasi ini, data entry yang berulang akan berkurang yang nanti dapat meningkatkan akurasi informasi yang diberikan serta diterima oleh lembaga - lembaga terkait.

Dengan ada peningkatan dari sisi penanganan input data bea cukai, Indonesia dapat memiliki alur ekspor dan impor yang lebih cepat, bahkan dengan menggunakan platform yang satu, pemberlakuan trace & track akan menjadi lebih mungkin dilakukan.

Kemunculan startup logistik dalam 5 tahun terakhir

Dalam 5 tahun terakhir banyak startup logistik yang bermunculan, hadir dengan solusi yang berbeda untuk menyelesaikan masalah rantai pasok di Indonesia. Mulai dari penyediaan jasa trucking, express courier, Forwarding Digital, warehousing, PPJK dan masih banyak jasa lainnya, hal ini menunjukan bahwa swasta mulai berfokus pada penyelesaian masalah - masalah logistik yang terjadi di Indonesia dan dikemas menjadi produk yang dapat digunakan oleh pengguna jasa tersebut.

Startup logistik seperti Andalin, Kargo, Ritase dan Logisly membantu industri logistik lewat solusi terpadunya. Lewat kemunculan banyak startup logistik, banyak akar masalah yang dapat diselesaikan, dan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat membantu Indonesia dalam meningkatkan kinerja logistik, perdagangan dan pemenuhan rantai pasok secara lebih cepat dan stabil.

Inovasi swasta dan pemerintah masih terus diharapkan di tengah era logistik yang semakin digital, berbagai masalah diharapkan dapat selesai lewat sistem yang dibangun dan ditawarkan berbagai pihak. Bukan tidak mungkin Indonesia dapat memiliki performa logistik yang semakin baik di kemudian hari.