freightsight
Senin, 14 Oktober 2024

PENGIRIMAN LAUT

Kronologi Insiden Penyerangan Terhadap Kapal Dilaporkan Di Pulau Bintan, Indonesia

2 November 2021

|

Penulis :

Editor Freightsight

Pemandangan Tanjung Pergam dan pantai

Tanjung Pergam © unknown via thedcn.com.au

Dilaporkan telah terjadi insiden selama lima kali pada bulan Juni tahun ini pada beberapa kapal yang tengah berlayar di Tajung Pergam, Pulau Bintan, Indonesia. Kelima insiden tersebut tepatnya terjadi pada tanggal 2 Juni, 5 Juni, 26 Juni (2 insiden), dan 30 Juni. Jarak waktu insiden ternyata saling berdekatan dengan insiden-insiden yang terjadi di jalur timur Traffic Separation Scheme atau TSS di perairan Singapura.

Di ketahui bahwa dari dua insiden, orang-orang yang dicurigai sebagai pelaku menggunakan sejenis pisau untuk mempersenjatai diri mereka. Namun menurut laporan tidak ada konfrontasi dengan kru kapal pada kedua insiden tersebut. Para pelaku sendiri terlihat di bagian ruang mesin pada tiga dari lima insiden tersebut. Dari dua insiden yang terjadi, diketahui bahwa beberapa mesin cadang kapal telah dicuri. Sedangkan pada tiga insiden lainnya tidak dilaporkan adanya barang yang diambil oleh para pelaku. Dari kelima insiden tersebut, para pelaku melarikan diri ketika menyadari bahwa mereka sudah terlihat oleh kru kapal. Sehingga tidak terjadi konfrontasi dan semua kru kapal dinyatakan aman dan tidak ada yang terluka.

Adanya insiden pada kapal-kapal yang tengah berlayar di perairan Singapura, khususnya di Tajung Pergam, Pulau Bintan, dan Indonesia akhir-akhir ini memicu kekhawatiran dari sejumlah pihak, seperti salah satunya Komisi ReCAAP ISC. Menurut laporan, sudah ada 16 insiden yang terjadi sebelumnya sejak Januari. Ditambah dengan 5 insiden yang terjadi di bulan Juni 2021 ini, maka total ada 20 insiden yang telah terjadi di perairan Singapura sepanjang tahun 2021 ini. Dan ternyata 16 insiden terjadi di Tanjung Pergam.

Komisi ReCAAP ISC meminta otoritas pesisir untuk meningkatkan patroli dan penjagaan di setiap perairan, khususnya di kawasan Tanjung Pergam. Selain itu, mereka juga meminta peningkatan koordinasi antar otoritas perairan setempat dalam berbagi informasi terhadap situasi terkini serta informasi tentang grup kriminal yang terlibat pada insiden tersebut, agar para pelaku bisa segera ditangkap dan ditindak dengan benar.

Dikhawatirkan jika para pelaku insiden tidak ditangkap dan ditindak, maka akan memicu insiden-insiden lainnya di perairan Singapura di masa yang akan datang yang bisa saja lebih membahayakan terutama bagi para awak kapal. Terlebih jika diketahui bahwa para pelaku dari beberapa insiden ini mempersenjatai diri dengan benda tajam. Semua kapal di sarankan untuk meningkatkan kewaspadaan diri serta menerapkan tindakan pencegahan. Serta dianjurkan untuk segera melapor semua insiden secepat mungkin pada otoritas perairan terdekat. Pemimpin kapal serta para kru di sarankan untuk selalu mengikuti perkembangan berita serta selalu menyimak tayangan-tayangan seputar informasi pelayaran dan isu keamanan yang terbaru yang dikeluarkan oleh otoritas perairan.

Informasi kronologi kelima insiden pada bulan Juni 2021
Berikut informasi lengkap dari kelima insiden kapal yang dilaporkan pada komisi ReCAAP FOcal Point Singapura dan Focal Point Jepang:

Pada 2 Juni sekitar pukul 00.35 ketika kapal pengangkut New Leonidas sedang berlayar pada kecepatan 7.nm ke arah barat laut Tanjung Pergam, Pulau Bintan, dan Indonesia, 4 orang tidak dikenal yang dipersenjatai dengan pisau terlihat memasuki ruang kendali kapal. Kemudian alarm kapal dibunyikan dan kru bergegas. Tidak ada konfrontasi dengan kru. Pencarian diatas kapal dilakukan namun keempat pelaku tidak lagi terlihat. Pemimpin kapal selanjutnya mengarahkan kapal untuk kembali ke pelabuhan Singapura untuk memastikan keselamatan kru dan kapal.

Ketika tiba, polisi perairan Singapura melakukan pencarian secara menyeluruh pada kapal. Dalam 1000 jam, kapal dinyatakan aman dan tidak ditemukan adanya pelaku. Semua kru selamat dan tidak ada yang berhasil diambil oleh pelaku. Kapal diberangkatkan dari Singapura menuju Fuzhou, Cina. Kemudian berita di siarkan ke berbagai pihak terkait. Semua otoritas menerima informasi atas insiden ini. Selanjutnya informasi juga sampai ke otoritas Malaysia dan Indonesia.

Pada tanggal 5 Juni sekitar pukul 01.30 kapal pengangkut bernama Cape Lily tengah berlayar pada kecepatan 7.8 ke arah barat laut Tanjung Pergam, Pulau Bintan, dan Indonesia. Salah satu kru melihat adanya 3 orang tidak dikenal di ruang mesin dan mereka sedang menuju ke arah buritan kapal. Kru lainnya menyalakan alarm dan menyalakan semua lampu lalu melakukan pencarian secara menyeluruh pada kapal.

Melalui CCTV, ketiga pelaku terakhir kali terlihat di bagian buritan kapal, namun mereka tidak ditemukan oleh kru kapal ketika dilakukan pencarian. Diketahui cadangan mesin dicuri namun tidak dilaporkan adanya kerusakan pada kapal dan kru kapal semua tidak ada yang terluka. pihak POCC kemudian memberikan peringatan bahaya pada kapal-kapal lainnya untuk lebih waspada.

Pada 26 Juni sekitar pukul 00.05 kapal pengangkut bernama Busan Star sedang berlayarpada kecepatan 6.2 nm arah barat laut menuju Tanjung Pergam, Pulau Bintan, dan Indonesia. Kemudian terlihat satu orang tidak dikenal yang tengah berada di bagian ruang kendali namun pelaku langsung melarikan diri ketika sadar telah diketahui keberadaannya. Tidak ada konfrontasi dengan kru kapal, namun alarm dinyalakan dan kru kapal bergegas. Insiden ini dilaporkan langsung ke bagian otoritas sistem informasi Singapura via VHF.

Dilakukan pencarian secara menyeluruh dan pada pukul 01.09, otoritas setempat menyatakan bahwa pencarian telah selesai dan tidak terlihat adanya pelaku. Para kru kapal juga tidak ada yang terluka, dan tidak ada yang dicuri. Pemimpin kapal menyatakan tidak memerlukan bantuan dan melanjutkan perjalanan ke Ko Siichang, Thailand. Peringatan bahaya disiarkan dan semua otoritas diinformasikan atas insiden ini begitupun dengan otoritas Malaysia dan Indonesia.

Pada Juni pukul 00.14 kapal pengangkut bernama Sakizaya Champion tengah berlayar pada kecepatan 6.7 nm ke arah barat laut Tanjung Pergam, Pulau Bintan, Indonesia dan 4 orang tidak dikenal terlihat di ruang kendali. Pelaku segera melarikan diri. Alarm dinyalakan dan petugas bergegas. Pencarian secara menyeluruh dilakukan ke semua bagian kapal. Namun ketika pencarian selesai dilakukan tidak ditemukan adanya pelaku. Pemimpin kapal melaporkan bahwa beberapa mesin telah dicuri. Kapal kemudian melanjutkan perjalanan ke Vietnam. Berita langsung disiarkan dan semua otoritas di informasikan termasuk otoritas Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Pada 30 Juni pukul 00.30 kapal pengangkut J Mare tengah berlayar pada kecepatan 6.7 nm ke arah barat laur ketika melihat adanya Tanjung Pergam, Pulau Bintan, Indonesia dan 4 orang tidak dikenal terlihat di ruang kendali. Pelaku segera melarikan diri. Alarm dinyalakan dan petugas bergegas. Pencarian secara menyeluruh dilakukan ke semua bagian kapal. Pukup 01.12 pemimpin kapal memberi kabar bahwa pelaku tidak lagi terlihat di kapal. Tidak dilaporkan adanya pencurian dan semua kru kapal tidak ada yang terluka. Kapal kemudian melanjutkan perjalanan ke Ruizhou, Cina. Berita langsung disiarkan dan semua otoritas di informasikan termasuk otoritas Singapura, Malaysia, dan Indonesia.