freightsight
Minggu, 28 April 2024

EKSPOR

KKP Ajak Pelaku Usaha Perikanan Maksimalkan Peluang Ekspor Global

24 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Perikanan

Dokumentasi via kkp.go.id

Surplus neraca perdagangan produk perikanan akan terus meningkat seiring berjalannya program prioritas KKP yakni pengembangan perikanan budidaya komoditas berorientasi ekspor yaitu udang, kepiting, lobster, dan rumput laut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak para pelaku usaha kemaritiman untuk mengoptimalkan peluang ekspor yang semakin terbuka. Selain kian diminati di pasar global, produk perikanan Indonesia juga bisa menikmati tarif 0% ke berbagai negara di dunia.

Terlebih Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan dan meratifikasi perjanjian perdagangan dengan beberapa negara di dunia. Antara lain Indonesia – European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) yang beranggotakan Norwegia, Swiss, Islandia, dan Lichtenstein, kemudian Indonesia – Mozambique Preferential Trade Agreement (IM-

PTA), Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP), dan Indonesia – Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).

“Dengan perjanjian dagang tersebut, diharapkan peluang akses pasar produk perikanan lebih terbuka. Mengingat hambatan tarif semakin menurun dan bahkan dihapuskan,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti dalam sebuah keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/5/2022).

Saat melakukan sosialisasi hasil perundingan akses pasar dan tata laksana pemanfaatannya bagi eksportir hasil perikanan di Surabaya beberapa waktu lalu, Artati menyampaikan bahwa FAO telah memproyeksikan 90 persen dari produksi ikan akan dikonsumsi sebagai pagan, minyak ikan dan tepung ikan (8%), dan sisanya untuk non pangan lain (2%) pada 2023 mendatang.

Kemudian konsumsi ikan per kapita secara global diprediksi mencapai 21,2 kg per kapita pada 2030, naik dari rata-rata 20.5 kg per kapita pada 2018-2020. Sementara konsumsi ikan akan meningkat di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika. Sementara di Oseania akan tetap stabil dan menurun di Afrika serta konsumsi ikan di Tiongkok diramal akan mencapai 45 kg per kapita pada 2023.

Selain itu, diproyeksikan juga ekspor ikan konsumsi dunia pada 2030 mencapai 44 juta ton (setara berat hidup). Dan sekitar 47% ekspor ikan konsumsi dunia akan berasal dari negara-negara Asia.

“Hal ini tentu menjadi gambaran peluang yang sangat sayang jika dilewatkan, jadi harus kita optimalkan sebaik mungkin,” ujarnya.

Senada, Diretur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana menunjukkan produk Indonesia semakin memiliki tempat di pasar global. Berdasarkan data sementara BPS (480 kode HS 8 digit produk perikanan), nilai ekspor perikanan sepanjang Januari – Maret 2022 mencapai US$ 1,53 miliar atau meningkat 21,6% dibanding periode yang sama pada tahun 2021.

Negara utama tujuan ekspor produk Indonesia adalah Amerika Serikat sebesar US$ 727,27 juta atau meningkat 29,60% dibanding periode sebelumnya, Tiongkok sebesar US$ 214,39 juta (meningkat 25,32%), Jepang sebesar US$ 151,62 juta (meningkat 10,8%), ASEAN US$ 151,26 juta (meningkat 12,18%), dan Uni Eropa US$ 78,17 juta (meningkat 26,71%).

“Merespon pernyataan Bu Dirjen, jadi produk perikanan Indonesia memang semakin diminati di pasar global,” kata Erwin.

Dari sisi komoditas, ekspor utama Indonesia meliputi udang sebesar US$ 621,92 juta (40,64% terhadap nilai total ekspor), Tuna-Cakalang-Tongkol sebesar US$ 189,53 juta (12,39%). Disusul Rajungan-Kepiting sebesar US$ 172,56 juta (11,28%), Cumi-Sotong-Gurita sebesar US$ 154,53 juta (10,10%), Rumput Laut sebesar US$ 114,26 juta (7,47%).

“Neraca perdagangan produk perikanan periode Januari-Maret 2022 mengalami surplus sebesar US$ 1,39 miliar atau naik 21,78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Erwin.

Surplus neraca perdagangan produk perikanan akan terus meningkat seiring berjalannya program prioritas KKP yakni pengembangan perikanan budidaya komoditas berorientasi ekspor yaitu udang, kepiting, lobster, dan rumput laut.