freightsight
Kamis, 25 April 2024

INFO INDUSTRI

Kemungkinan Stagflasi Tak Dorong Pelaku Usaha Untuk Lakukan Produksi

2 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pengecekan barang di gudang logistik

Warehouse workers checking inventory © aleksandarl...

Meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya stagflasi yang merupakan dampak dari naiknya permintaan penguncian, serta pasokan barang di destinasi ekspor yang juga belum pulih, kemungkinan tidak akan lantas membuat para pelaku usaha langsung memberikan responsnya, untuk serta merta melakukan produksi.

Shinta W, selaku Koordinator Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Maritim Imvestasi, dan Luar Negeri menilai bahwa pelaku usaha yang memiliki orientasi kegiatan ekspor, belum tentu melakukan peningkatan pada kapasitas produksi untuk mengimbangi kenaikan permintaan pasar global. Penyebabnya adalah kapasitas produksi yang telah terpakai.

“Kapasitas produksi kita sekarang belum tentu sudah dipakai semuanya untuk ekspor. Contohnya di besi dan baja yang menjadi rising star dalam 3 tahun terakhir. Kapasitasnya baru di kisaran 40–50 persen, padahal idealnya dipakai 80 persen,” kata Shinta, Kamis (28/10/2021).

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan adanya kesenjangan cukup besar antara kapasitas produksi yang terpaksa dan uang telah dimanfaatkan demi meningkatkan kinerja ekspor.

Menurutnya, saat ini hal terpenting adalah meningkatkan produktivitas atau hasil industri yang berorientasi pada pasar global, dan bukan masalah meningkatkan produksi.

“Ini juga akan terkait dengan seberapa jauh pemerintah Indonesia bisa memfasilitasi eksportir kita untuk memperlancar proses impor dan ekspor,” tambahnya.

Selain itu, ada beberapa hal yang akan mendukung produktivitas ekspor, beberapa hal tersebut adalah peningkatan pembiayaan ekspor, stabilitas nilai tukar, dukungan logistik potensi di pasar tujuan, dan efisiensi logistik perdagangan.

Ia juga mengatakan bahwa, asalkan ada sistem akomodatif yang memadai, maka semua pelaku ekspor tentunya dengan senang hati, dan siap untuk menyambut tingginya permintaan ekspor yang mereka dapatkan saat ini.

Sayangnya, dalam masa menuju pemulihan ini, justru terpenting yang akan memungkinkan mendukung perluasan pembiayaan ekspor yang mampu menjangkau fasilitas perdagangan dari sejumlah kendala, kini justru mengalami beberapa kendala, yang mana salah satunya adalah harga baja, baku yang tinggi, ataupun kesulitan akses logistik.