freightsight
Jumat, 22 November 2024

DOMESTIK

Jokowi Sebut Sorgum Dapat Gantikan Gandum Impor

4 Juni 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Impor Pangan

Dokumentasi Jokowi via suarapemerintah.id

Tanaman sorgum dinilai dapat menjadi alternatif sumber pangan selain beras dan jagung guna menghadapi krisis pangan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memperluas area lahan tanaman sorgum di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam upaya mengurangi ketergantungan impor gandum dan jagung sebagai sumber pangan.

Hal itu disampaikan Jokowi usai menanam benih dan memanen sorgum di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada Kamis (2/3/2022).

"Saya perintahkan kepada gubernur dan bupati untuk betul-betul memastikan berapa luasan lahan yang bisa dipakai untuk menanam sorgum sehingga kita tidak bergantung kepada gandum, tidak bergantung pada jagung dari impor," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers melalui unggahan channel YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (3/6/2022).

Jokowi menjelaskan lahan di Kabupaten Sumba pernah ditanami jagung, namun kurang produktif. Maka dari itu, lahan dialihkan untuk menanam biji-bijian sorgum.

Saat ini luas lahan sorgum di Kabupaten Sumba Timur mencapai 60 hektare dengan produktivitas sebesar 5 ton per hektare.
Meski masih tergolong uji coba, petani dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp 50 juta per hektare dalam satu tahun atau Rp 4 juta lebih per bulan.

Jokowi pun telah meminta Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Sumba Timur Khristofel Prainh untuk memperluas lahan yang bisa ditanami sorgum.

"Kita akan perbesar tanaman sorgum ini di Provinsi NTT dengan harapan kita memiliki alternatif pangan dalam rangka (mengatasi) krisis pangan dunia. Kalau kita ada lebih, ada stok, justru ini yang akan kita ekspor," kata Jokowi.

Adapun tanaman sorgum dinilai dapat menjadi alternatif sumber pangan selain beras dan jagung guna menghadapi krisis pangan.
Biji sorgum atau cantel berbentuk seperti jagung namun ukurannya lebih kecil. Sebagai makanan, sorgum dapat diolah menjadi sereal, bubur, tepung, roti, kue, dan sirup.

Sebelumnya, sejak pandemi Covid-19 merebak, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) telah memperingatkan dalam rangka menjaga kelancaran rantai pasok makanan demi menjaga kelancaran rantai pasok makanan demi mengantisipasi potensi krisis pangan.