freightsight
Jumat, 19 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Jelang Natal dan Tahun Baru, Pelaku Usaha Diminta Waspadai Penundaan Pengiriman Barang!

10 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kapal pengiriman jalur laut

A ship arriving at the harbor © Mika Baumeister vi...

Menjelang momen Hari Raya Natal, dan juga tahun baru, para pelaku usaha diminta untuk melakukan antisipasi terhadap penundaan pengiriman barang. Hal ini biasanya disebabkan oleh terjadinya kongesti di berbagai pelabuhan global.

Saut Gurming selaku salah seorang pakar maritim dari Institut Teknik Sepuluh Nopember, menyampaikan bahwa kongesti yang terjadi pada pelabuhan global masih eksis, dan hal ini kemungkinan akan memicu terjadinya perubahan jadwal kedatangan kapal-kapal dari luar negeri ke Indonesia. Hal ini kemudian bisa berdampak pada terjadinya perubahan window schedule frekuensi kapal pengumpan dan para feeder secara domestik.

“Alternatif jadwal atau rencana layanan perlu diantisipasi kepada pengguna jasa atau semua yang terkait. Tentu ekspektasi masyarakat sebagai konsumen akhir semua antisipasi di atas tidak berdampak pada kenaikan biaya atau harga barang,” katanya, Senin (8/10/2021).

Melihat kemungkinan terjadinya potensi musiman akhir tahun bebarengan degan kongesti di pelabuhan luar negeri, Saut berharap hal itu tidak akan menimbulkan dampak inflasi bagi barang konsumsi, barang aset/kritikal. Barang modal, dan jasa bagi masyarakat secara umum.

Menurut Saut biasanya, saat menjelang momen tahun baru dan Natal, memang akan ada pola musiman yang diakibatkan oleh kegiatan sosial serta budaya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pola tersebut pada umumnya akan memengaruhi konsumsi barang.
Akan tetapi, diketahui pula bahwa pada akhir 2020 lalu, telah terjadi perubahan terhadap gejala kenaikan pengangkutan barang di luar komoditas berbasis konsumsi. Yakni, barang modal kritikal untuk operasi dan jasa.

Peningkatan barang kritikal, kemungkinan besar dipicu oleh adanya resourcing dan stocking yang terus mengalami gangguan, selama masa pandemi tahun 2020. Karena itu, berbagai industri pada akhirnya lebih memilih untuk melakukan early stocking berbagai komoditas, atau stok barang modal untuk menjamin adanya jaminan proses produksi.

Diketahui pula, industri jasa juga tidak begitu jauh berbeda. Mereka juga memilih untuk melakukan respon cepat, demi bisa memenuhi kebutuhan dan kepentingan suku cadang, atau komponen utama untuk keberlangsungan operasional jasa. Tujuan utama dari dilakukannya hal ini adalah untuk memastikan tidak akan terjadi kendala proses perawatan akibat sulitnya mendapat komponen kepentingan tersebut.

“Karenanya kemungkinan potensi kenaikan sebesar 10-20 persen akan mungkin terjadi untuk pergerakan kontainer curah kering dan curah cair apabila lonjakan komoditas konsumsi, barang model produksi dan komoditas kritis menjadi pilihan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, untuk masalah wilayah dari pengadaan barang, sepertinya memang tidak berasa dari negara yang terlalu jauh. Diketahui bahwa sumber barang tersebut kebanyakan berasal dari Asia atau intra Asia. Jadi, paling besar adalah berasal dari short haul di ASEAN atau regional di Asia Timur dan Utara, yang mana Australia dan Selandia baru juga termasuk diantaranya.

Sedangkan untuk wilayah destinasinya, sebagian besar masih didominasi oleh wilayah konsumtif, serta manufaktur, seperti di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali-Nusa Tenggara.

Biasanya menyikapi kemungkinan fenomena yang akan terjadi menjelang momen akhir tahun, dan Natal, seperti saat ini, para operator pelayaran, pelabuhan, dan juga forwarder akan menaikkan level kapasitas jasa mereka, entah dalam hal kualitas dan kuantitas dari armada kapal, frekuensi/jadwal, alat, gudang, dan alat angkut truknya. Langkah ini diambil dengan harapan akan mampu menyeimbangkan kebutuhan para pengguna jasa.