EKSPOR
19 Januari 2023
|
Penulis :
Tim FreightSight
Pemprov Kaltim menyebutkan kinerja ekspor impor Kalimantan Timur pada Januari hingga November 2022 masih juga belum maksimal.
Hambatan dihadapi infrastruktur jalan masih harus diperbaiki, kurangnya industri pengolahan pendukung berorientasi ekspor.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) kali ini menyebutkan bahwa kinerja ekspor impor Kalimantan Timur pada Januari hingga November 2022 masih juga belum maksimal. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur (Disperindagkop UKM Kaltim) Muhammad Sa'duddin menyatakan walaupun memang terjadi peningkatan ekspor sebesar 50,95%, tetapi hal ini juga dibarengi dengan peningkatan impor sebesar 88,46%.
“Neraca perdagangan Kalimantan Timur sampai dengan November 2022 menunjukkan surplus sebesar US$ 21,73 miliar, yang mengalami penurunan sebesar 8,31 persen dibandingkan Januari-November 2021,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/1/2023).
Sesuai data Badan Pusat Statistik Kaltim, nilai total ekspor pada bulan Januari-November 2022 sebesar US$32,99 miliar kini naik menjadi 50,95% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021. Ekspor ini terdiri dari ekspor migas yang nilainya sebesar US$2,57 miliar jika dibandingkan dengan ekspor migas Jan-Nov 2021 atau terjadi peningkatan sebesar 81,38. Untuk total ekspor nonmigas sebesar US$30,42 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 turut meningkat sebesar 48,84%.
Adapun, nilai impor hingga dengan bulan November 2022 yaitu nilainya sebesar US$4,82 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 88,46% jika dibandingkan dengan total impor periode yang sama 2021. Jika dirinci, nilai impor migas Jan-Nov 2022 mencapai US$3,22 miliar, meningkat signifikan sebesar 182,43% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Adapun untuk nilai impor nonmigas Jan-Nov 2022 senilai US$1,60 miliar atau naik sebesar 12,83% jika dibandingkan dengan 2021.
Dia juga menambahkan bahwa ekspor nonmigas Kalimantan Timur masih didominasi oleh komoditas batu bara sebesar 76,90%, diikuti CPO sebesar 10,76% dan di urutan selanjutnya adalah bahan kimia nonorganic sebesar 3,34%.
“Kalimantan Timur masih dalam proses panjang untuk mempersiapkan diri terlepas dari ketergantungan terhadap komoditas batu bara,” katanya.
Kemudian, dia juga menyebutkan peningkatan ekspor nonmigas non-batu bara menjadi target di tahun 2023, termasuk meningkatkan jumlah UKM ekspor. Walaupun demikian, hambatan yang dihadapi infrastruktur jalan yang masih harus diperbaiki, kurangnya industri pengolahan pendukung berorientasi ekspor, investasi pada industry pengolahan berorientasi ekspor, harga produk UKM yang memang masih tinggi jika dibandingkan dengan Jawa, Sumatera dan Sulawesi dan pemanfaatan bahan baku yang harus dibeli dari luar Kalimantan Timur.
Adapun, dia juga di sini menuturkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor yaitu membentuk tim pengembangan ekspor, melakukan misi dagang dalam rangka promosi komoditas dan produk unggulan, benchmarking peningkatan ekspor, business matching. Kemudian, pameran berorientasi ekspor (Trade Expo Indonesia), peningkatan promosi citra produk Kaltim dan pendampingan bagi UKM Potensial.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi