freightsight
Sabtu, 20 April 2024

EKSPOR

Hilirisasi Industri Energi Terbarukan Ramah Lingkungan, Jokowi Larang Ekspor Timah dan Bauksit

20 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Industri Energi

Pabrik Industri via dnb.no

“Langkah berani kita menghentikan ekspor bahan mentah biji nikel hasilnya sudah keliatan. Untuk itu kita akan lanjutkan setor ekspor bauksit, tembaga, timah, dan lain-lain,” kata Presiden.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahli Lahadalia mengatakan pemerintah akan menetapkan larangan ekspor bauksit dan timah pada tahun ini sebagai upaya membangun hilirisasi mineral.

Dalam Road to G20: Investment Forum “Mendorong Percepatan Investasi Berkelanjutan dan Inklusif” yang dipantau dari Jakarta pada Rabu (18/5/2022), Bahlil menyebutkan larangan tersebut merupakan interpretasi arahan Presiden Jokowi untuk mendorong hilirisasi dan membangun industri berbasis energi baru terbarukan dan ramah lingkungan.

“Kami dari Kementerian Investasi menerjemahkan arahan itu dengan bentuk transformasi ekonomi lewat hilirisasi dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam. Nikel, kita hentikan, bauksit juga sebentar lagi akan kita setop ekspornya. Pada 2022 ini bauksit akan di setop, sedangkan ekspor timah akan menyusul pada 2022 akhir,” katanya pada Rabu (18/5/2022).

Menurut Bahlil, dihentikannya ekspor mineral akan mendorong terjadinya hilirisasi yang memberikan nilai tambah maksimal bagi dalam negeri. Ia menyebut larangan ekspor nikel yang ditetapkan pemerintah sudah terbukti meningkatkan ekspor produk turunan nikel yaitu stainless steel.

“Apa yang terjadi pada 2022, ekspor kita untuk hasil nikel hanya US$ 2 miliar dan pada 2022 ekspor hilirisasi dari stainless steel itu sudah mencapai US$ 20 miliar,” katanya.

Larangan ekspor komoditas tambang dan mineral juga dinilai memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan, terutama dengan China.

“Bahkan saat ini defisit neraca perdagangan RI dengan China itu tidak lebih dari US$ 2 miliar. Pada 2022 itu pasti akan terjadi surplus neraca perdagangan kita dengan China, kontribusi kita ada pada hilirisasi nikel,” katanya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan langkah pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah tambang membuahkan dampak positif terhadap neraca perdagangan sehingga kebijakan tersebut dapat dilanjutkan.

“Langkah berani kita menghentikan ekspor bahan mentah biji nikel hasilnya sudah keliatan. Untuk itu kita akan lanjutkan setor ekspor bauksit, tembaga, timah, dan lain-lain,” jelas Presiden.

Pemerintah pun berencana melanjutkan kebijakan penghentian ekspor bahan mentah tambang untuk bauksit pada 2022 untuk kemudian dilanjutkan tembaga dan yang lainnya.