Sentral berita, analisis dan data logistik di Indonesia

• Setelah dicabutnya larangan ekspor CPO, petani kelapa sawit di Kabupaten Muara Enim bisa bernafas lega.

• Petani sawit sempat merasa putus asa juga tidak lagi merawat kebun mereka, karena dibandingkan hasil didapat, tentu tidak menguntungkan karena harganya sangat murah.

Setelah dicabutnya larangan ekspor CPO, rupanya para petani kelapa sawit yang ada di Kabupaten Muara Enim bisa bernafas lega. Karena harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani kini mulai membaik.

‘Setelah Presiden Jokowi mengumunkan tentang pencabutan larangan ekspor CPO sudah menunjukkan perbaikan harga TBS petani. Meskipun masih belum sepenuhnya normal,” ungkap Makmur, salah satu agen kelapa sawit di Gunung Megang, Minggu (29/5/2022).

Walaupun membaik, beliau mengatakan bahwa harga TBS ini memang masih belum juga bisa dikatakan normal. Karena harga TBS petani memang seharusnya sudah ada di angka Rp2.800 hingga Rp3.500 per kg. Namun, banyak pabrik kelapa sawit yang memang masih membeli TBS petani yang ada di bawah harga Rp2.800 per kg.

“Saat ini harga sawit di pabrik Rp1.965 per kg. Jangan mutu kelapa sawit menjadi alasan untuk menekan harga TBS ditingkat petani karena keran ekspor sudah mulai dibuka,” ungkap Makmur selaku mantan anggota dewan DPRD Muara Enim ini.

Makmur juga melanjutkan dengan membaiknya harga TBS ini tentu saja membawa angin segar untuk para petani lainnya. Walaupun memang sebenarnya harga tersebut memang masih belum menguntungkan bagi petani. “Minimal hasil penjual buah sawit sekarang ini bisa buat beli pupuk dan biaya perawatan,” ungkap beliau.

Beliau juga mengatakan bahwa petani sawit sempat merasa putus asa juga tidak lagi merawat kebun mereka. Karena dibandingkan hasil yang didapat, tentu sangat tidak menguntungkan karena harganya yang sangat murah.

Uang hasil panen tersebut tentu tidak bisa menutupi biaya perawatan dan sebagainya. “Dalam sahari kita mampu menampung 20 ton. Paling tidak harga TBS sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Tata Niaga TBS, sehingga petani bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari,” harapan beliau.