freightsight
Jumat, 19 April 2024

INFO INDUSTRI

Harga Minyak Dunia Tertahan Tinggi Lalu Industri Tekstil Impor Benang Jelang Lebaran

1 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Tekstil

Industri Tekstil via aseanbriefing.com

Industri TPT gencar impor sejumlah produk benang seperti Polyester DTY, POY dan SDY karena peningkatan dari harga minyak dunia pada awal tahun ini.

Menurut catatan Kemenperin tentu penurunan volume serta nilai impor produk benang, kain dan tirai dua tahun terakhir rata-rata sudah mencapai 18,5 persen.

Industri tekstil juga produk tekstil (TPT) tengah gencar melakukan impor sejumlah produk benang seperti Polyester Drawn Textured Yarn (DTY), Partially Oriented Yarn (POY) dan Spin Drawn Yarn (SDY) karena peningkatan dari harga minyak dunia pada awal tahun ini.

Elis Masitoh selaku Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan bahwa impor produk benang tersebut dilakukan karena adanya peningkatan permintaan dari sektor hilir menjelang lebaran. Di samping itu, reli kenaikan harga minyak dunia juga turut mengganggu lini produksi purified terephthalic acid (PTA) sebagai bahan baku polyester.

Elis mengungkapkan melalui pesan WhatsApp pada Minggu (27/3/2022) karena harga minyak dunia yang fluktuatif akhir-akhir ini maka industri tekstil sedang memilih untuk wait and see, karena memang merasa khawatir jika ternyata bahan baku dibeli ketika harga naik tentu akan mengganggu cash flow industri tersebut.

Pada Senin (21/03/2022) rupanya harga minyak jenis Brent berada di 109,32 dolar AS/barel yang meningkat 1,29 persen dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Di samping itu, minyak jenis Light Sweet atau WTI berada di level 106,35dolar AS/barel alias naik menjadi 1,58 persen.

Sebelumnya juga bahwa harga minyak sempat turun enam hari beruntun pada perdagangan 9-16 Maret 2022. Selama periode tersebut rupanya harga Brent anjlok menjadi 23,41 persen secara point-to-point dan WTI ambrol 23,17 persen.

Kemudian, harga komoditas tersebut juga naik menjadi dua hari perdagangan beruntun pada 17-18 Maret 2022. Dalam dua hari itu ternyata harga Brent melesat 10,11 persen dan Light Sweet melonjak 10,16 persen dan tren itu masih bertahan hingga saat ini.

Walaupun demikian, Elis juga menegaskan sudah terjadi penurunan impor produk benang, kain dan tirai sepanjang 2019 hingga 2021. Menurut catatan dari Kemenperin bahwa tentu penurunan volume serta nilai impor produk benang, kain dan tirai dua tahun terakhir rata-rata sudah mencapai 18,5 persen.

“Jika dilihat dari targetnya saja substitusi impor di mana tahun 2021 untuk produk seperti benang, kain dan tirai sudah turun impornya yang rata-rata hanya18,5 persen saja,” ungkapnya.

Sebelumnya juga bahwa Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tengah mengajukan perpanjangan tindakan pengamanan atau safeguard atas produk benang dari serat stapel sintetik dan artifisial, kain, tirai atau gorden, kerai dalam, kelambu tempat tidur juga barang perabot lainnya seiring dengan pelandaian pandemi Covid-19 pada awal tahun 2022.

Anne Patricia Sutanto selaku Wakil Ketua API juga mengatakan bahwa langkah tersebut diambil demi menjaga momentum pemulihan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) domestik seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor negara kompetitor.

Menurut Anne bahwa industri tekstil di dalam negeri belum sepenuhnya bisa memanfaatkan safeguard jilid pertama lantaran dari permintaan masyarakat yang memang anjlok selama pandemi Covid-17 pada dua tahun terakhir.

Anne juga mengatakan melalui pesan WhatsApp pada Minggu (27/3/2022) bahwa karena safeguard yang lalu akhir 2019, 2020 dan 2021 praktiknya permintaan domestik berkurang karena pandemi Covid-17, belum sempat anggota API memang orientasi pasarnya domestik merasakan efek safeguard.