freightsight
Kamis, 2 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Air Liur Paling Berharga Karena Berhasil Sumbang Nilai Ekspor 500 Triliun Rupiah

23 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Sarang Walet

Air Liur Sarang Walet via klikkaltim.com

• Sumber daya alam Indonesia penuh berbagai kekayaan bisa dimanfaatkan demi menyejahterakan masyarakatnya.

• Sekarang produksi di Pulau Jawa menurun akibat berkurangnya lahan seperti hutan hingga gua yang merupakan habitat asli dari burung walet.

Sumber daya alam Indonesia penuh berbagai kekayaan bisa dimanfaatkan demi menyejahterakan masyarakatnya. Bahkan, sekelas air liur hewan di alam pun bisa memiliki nilai jual yang sangat tinggi yaitu sarang burung walet.

Muhammad Lutfi selaku Menteri Perdagangan sempat mengungkapkan bahwa pasar besar dari ekspor komoditas ini yaitu China.

Lutfi mengatakan bahwa mereka adalah penghasil, pengekspor konon kabarnya 2.000 ton burung walet dan110 ton di antaranya terakreditasi dan dijual langsung ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Dari 110 ton, 1 Kg nilainya 25 juta rupiah lalu sisanya lewati beberapa negara singgahan seperti Hong Kong, Vietnam, Malaysia dan sampai juga ke RRT. Harga tersebut 2.000 ton saja dikali 25 juta rupiah nilainya 500 triliun rupiah yang artinya 3,5 miliar rupiah.

Selama ini Indonesia hanya mengandalkan banyak komoditas lain demi mengejar defisit neraca perdagangan, mulai dari lemak, minyak hewan atau nabati, mesin dan perlengkapan elektrik hingga kendaraan dan bagiannya. Namun, defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) masih kerap terjadi tiap kuartalnya. Sekarang saja sarang burung walet akan diangkat menjadi komoditas ekspor andalan RI.

Mengutip situs Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa sarang burung walet berasal dari air liur burung wallet telah memadat dan mengering.

Unggahan pada 8 Desember 2021 itu menyebutkan bahwa sarang burung walet punya banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, mulai dari mencegah penuaan dini, meningkatkan konsentrasi hingga melawan kanker. Jadi, memang tidak heran jika harga sarang burung walet tinggi. Inilah membuat banyak orang rela membeli dan mengonsumsi untuk kesehatan.

Namun, sekarang produksi di Pulau Jawa menurun akibat berkurangnya lahan seperti hutan hingga gua yang merupakan habitat asli dari burung walet. Pergeseran tersebut telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Boedi Mranata selaku Ketua umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) menjelaskan bahwa ada sejarahnya dulu sarang-sarang burung di gua sekitar 150 tahun lalu rumah-rumah kosong di daerah Gresik, Worosari, Purwodadi kemasukan burung walet lalu kita kembangkan bagaimana beternak walet secara modern.

Semakin hari komoditas ini pun kian berkembang bahkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah produksi sarang burung walet terbesar di dunia yang jumlahnya mencapai 75 persen.

Beliau juga mengatakan bahwa produksi dari Pulau Jawa menurun dan Sumatera pernah di masa emas yang akhirnya menurun juga dan sekarang larinya ke Kalimantan, Sulawesi dan berharap lari ke Irian, tapi sampai sekarang belum ada sarang walet.