freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

INFO INDUSTRI

Ekspor Perdana, PPI Kirimkan 3000 ton Kopi ke Mesir

4 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor kopi

Kopi via Dok.MNC Media

• RI lakukan ekspor perdananya di tahun 2022 dengan mengirim 3000 ton kopi ke Mesir.

**• Ekspor kali ini adalah buah kolaborasi beberapa BUMN klaster pangan dalam rangka membangun ekosistem perekonomian yang menyejahterkan seluruh pihak. **

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI melakukan ekspor 6 kontainer kopi ke Mesir. Kopi tersebut merupakan produk olahan pertanian dari petani di Sumatera. Langkah ini adalah yang pertama kali dilakukan di tahun 2022.

“Ini adalah ekspor perdana kami pada 2022 ini, akan dilepas enam kontainer untuk diberangkatkan ke Mesir,” kata Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati, Minggu (30/1/2022).

Menurut Nina, komoditas ekspor kopi ini merupakan hasil perkebunan kopi para petani asal Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, dan Bengkulu. Sepanjang tahun ini, PT PPI berencana memperluas ekspor kopi ke Mesir sebanyak 3.000 ton. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perluasan ke berbagai negara tujuan ekspor lainnya.

“Sementara untuk satu tahun ini kami sudah merencanakan kerja sama untuk melanjutkan ekspor kopi tersebut,” terang Nina.
Dalam paparannya, Nina menyebutkan jenis kopi yang diekspor memiliki cita rasa unik dan khas sesuai iklim daerah di Indonesia.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi menuturkan ekspor kali ini merupakan hasil kolaborasi gabungan beberapa BUMN klaster pangan.

“Untuk produk perdagangan dan logisik ada dari PT PPI. Perusahaan itu mengkoordinasi semua hal terkait logistik, distribusi, dan perdagangan,” ujar Arief.

Adapun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir dalam pelepasan Ekspor Kopi Perdana Tahun 2022 di Lampung, dalam tayangan virtualnya mengatakan, pengembangan ekspor kopi produk Indonesia ini perlu dukungan semua pihak. Mulai dari sektor swasta, pihak kementerian, hingga pemerintah daerah (Pemda). Oleh sebab itu, BUMN tidak bisa bergerak sendiri.

“BUMN melihat potensi produk kopi dalam negeri yang terus menunjukkan peningkatan. Kami pada akhirnya terketuk menggerakkan ekspor kopi karena 96 persen yang terlibat disini adalah petani. BUMN tidak mungkin bisa merealisasikan ekspor ini jika tidak didukung oleh pemda, kementerian perdagangan, asosiasi kopi, hingga swasta yang turut ambil bagian dalam ekosistem ini,” ungkapnya.

Erick menambahkan, semua pihak harus bersama-sama berupaya membangun ekosistem perekonomian yang menyejahterakan seluruh pihak.