freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Meskipun Ekspor Ban ke Mesir Bebas BMAD Namun Ada Kendala Kirim Barang

4 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ban-ban

Tires © David Edelstein via Unsplash

• Meskipun sudah terlepas dari pengamanan bea masuk anti dumping (BMAD), akan tetapi para pengusaha masih menilai bahwa ekspor ban ke Mesir belum sepenuhnya terlepas dari tantangan.

• Dipercaya pula bahwa peluang peningkatan produk juga dimiliki oleh Indonesia untuk berbagai produk lain yang memang telah terbebas trade remidies

Meskipun sudah terlepas dari pengamanan bea masuk anti dumping (BMAD), akan tetapi para pengusaha masih menilai bahwa ekspor ban ke Mesir belum sepenuhnya terlepas dari berbagai kendala dan tantangan.

“Ekspor masih sulit karena jadwal pengapalan masih belum menentu, padahal 72 persen produksi ban nasional pasarnya ekspor,” kata Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane, Minggu (28/11/2021).

Lebih lanjut, Azis menyampaikan bahwa Mesir adalah salah satu negara yang terbilang cukup ketat untuk komoditi ban. Dari catatannya, beberapa negara yang juga memperebutkan pasar turki adalah, India dan China.

“Mesir ini pasar yang besar, tetapi pemainnya juga banyak,” kata dia.

Di sisi lain, azis juga menyampaikan keluhannya tentang potensi masuknya ban-ban ilegal dari luar negeri ke Indonesia. Menurutnya, ia memiliki sejumlah bukti adanya ban-ban ilegal yang masuk dikirim menggunakan berbagai kapal melalui pelabuhan-pelabuhan kecil.

“Kami ada bukti-buktinya dan berharap ada tindak lanjut. Kalau tidak makin tertekan kinerja industri ban,” kata Azis.

Josua Pardede selaku ekonom bank permata juga mengatakan bagaimanapun akses pasar produk ekspor Indonesia akan selalu terikat pada kebijakan negara tujuannya. Sebagai contoh, ia mengatakan produk furnitur Indonesia yang ada di pasar Amerika Serikat, pada saat yang sama mereka juga memperlakukan bea masuk anti dumping untuk furnitur yang berasal dari China.

“Dampaknya, produk furnitur dari Indonesia meningkat di pasar Amerika Serikat,” kata Josua.

Dipercaya pula bahwa peluang peningkatan produk juga dimiliki oleh Indonesia untuk berbagai produk lain yang memang telah terbebas trade remidies, selama negara pesaing masih mendapatkan tambahan bea masuk.

“Lolosnya produk besi dan baja serta otomotif di pasar India dan Filipina kami nilai dapat menjadi momentum bagi produk-produk tersebut meningkatkan ekspornya ke negara itu karena secara relatif, produk dari Indonesia akan menjadi lebih murah dibandingkan produk dari negara lain,” kata Josua.