freightsight
Jumat, 22 November 2024

TEKNOLOGI

Dubes RI ingin Petani Lokal di Kepri Terapkan Teknologi Agrikultur 4.0 untuk Singapura

23 Juli 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Petani

Ilustrasi Petani via kompasiana.com

Dubes RI untuk Singapura mendorong petani lokal di Kepulauan Riau memanfaatkan Program Agrikultur 4.0 berbasis pada penerapan teknologi pertanian.

Kerja antar kedua wilayah tersebut lebih fokus terhadap penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kepri.
Suryo Pratomo selaku Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura mendorong petani lokal di Kepulauan Riau memanfaatkan Program Agrikultur 4.0 berbasis pada penerapan teknologi pertanian.

Hal tersebut dilakukan supaya Kepri bisa menjadi bagian dari rantai pasok global.

"Harapannya, standar pengelolaan pertanian di Kepri sesuai standar yang diakui dunia internasional," ungkap Suryo Pratomo saat menghadiri penandatanganan MoU Food Industry 4.0 antara Pemprov Kepri dan Polytechnic Singapura di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Kamis, dilansir dari Antara.

Beliau di sini menyatakan kerja antar kedua wilayah tersebut lebih fokus terhadap penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kepri, sehingga untuk ke depan produktivitas pertanian yang ada di daerah setempat semakin meningkat, bahkan berorientasi ekspor ke negara-negara lain.

Beliau pun mendorong Pemprov Kepri membuat database tentang produk-produk lokal yang dapat dikembangkan melalui teknologi Agrikultur 4.0.

"Teknologi ini merupakan sistem aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai pengembangan produk pertanian, sehingga tak hanya produktivitas yang meningkat, tapi memenuhi kualitas standar ekspor," ujarnya.

Menurutnya, teknologi tersebut sangat penting diterapkan, mengingat Indonesia adalah negara berbasis agrikultur, artinya memproduksi makanan, pangan, serat, dan hasil lainnya di bidang pertanian yang memerlukan tenaga manusia, di dalamnya pun termasuk jenis tanaman tertentu juga pertambahan terhadap berbagai hewan lokal.

Suryo menyebut Indonesia, khususnya Kepri, dapat memainkan peran penting sebagai rantai pasok global yang ada di tengah potensi krisis pangan dihadapi dunia.

"Ada dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu meningkatkan produktivitas dan tata kelola yang benar, sehingga produk-produk pertanian yang dihasilkan dari segi keamanan dan kesehatannya sesuai standar dunia," ujarnya.

Beliau mencontohkan selama ini Indonesia kesulitan memenuhi permintaan daging ayam ke Singapura, karena setelah ditelusuri ada standar belum terpenuhi.

Namun, beliau merasa bangga Indonesia berhasil mengekspor ayam ke Singapura, setelah standar produk digunakan diakui negara tetangga.

"Alhamdulillah, hari ini saya menyaksikan langsung kedatangan perdana ayam dari Indonesia ke Singapura," ungkap Suryo.

Lebih lanjut lagi, Suryo mengharapkan standar yang telah ada dalam kegiatan ekspor ayam ke Singapura bisa diterapkan di berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Apalagi Kepri bertetangga langsung dengan Singapura, kalau mampu menjadi sentral produksi tentu akan dilirik negara-negara, khususnya ASEAN di tengah ancaman krisis pangan dunia.

"KBRI siap memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan Kepri terkait pengembangan produk pertanian lokal dengan Polytehcnic Singapura yang secara aktif telah menerapkan teknologi pertanian perkotaan dan aquaculture," ungkapnya menegaskan.