freightsight
Jumat, 19 April 2024

PELABUHAN

Dimulai 2024, Migrasi Pelabuhan Pontianak ke Terminal Kijing Tunggu Proyek Jalan Rampung

18 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Migrasi Pelabuhan

Dokumentasi via katadata.co.id

Migrasi terminal peti kemas dari Pelabuhan Pontianak ke Terminal Kijing akan dimulai pada 2024 setelah pelebaran jalan antara Kota Pontianak dan Terminal Kijing rampung.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menargetkan migrasi terminal peti kemas dari Pelabuhan Pontianak ke Terminal Kijing akan dimulai pada 2024. Migrasi tersebut baru bisa dilakukan jika pelebaran jalan antara Kota Pontianak dan Terminal Kijing telah rampung.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, mengatakan bahwa proyek pelebaran jalan terbilang penting lantaran mayoritas kargo di Pelabuhan Pontianak berasal dari Kota Pontianak dan sekitarnya. Hanya 30% kargo yang berasal dari sekitar Terminal Kijing.

"Kami harapkan secara bertahap operasi Pelabuhan Pontianak akan kami geser ke Terminal Kijing, khususnya terminal petikemas.

Kami harapkan 1 Januari 2024, sebagian operasi terminal peti kemas Pelabuhan Pontianak mulai dilakukan di Terminal Kijing," kata Arif di Terminal Kijing, Selasa (10/8/2022).

Arif mengatakan, infrastruktur konektivitas darat yang ideal untuk mendukung operasionalisasi Terminal Kijing adalah jalan tol yang menghubungkan dua kota ekonomi di Kalimantan Barat, yakni Pontianak dan Singkawang. Arif telah menyampaikan usulan tersebut ke pemangku kepentingan, seperti Presiden Joko Widodo dan Komisi V DPR.

Namun demikian, Arif menilai Jalan Tol Pontianak-Singkawang akan memakan waktu yang lama. Maka dari itu, Arif meminta pelebaran jalan arteri antara Pontianak dan Singkawang agar kendaraan logistik bisa melalui jalan tersebut.

Selain pelebaran jalan arteri, Arif juga telah meminta pemerintah untuk menambah kapasitas jembatan antara Pontianak dan Singkawang. Maka dari itu, pemerintah daerah Kalimantan Barat sedang membangun enam jembatan baru antara Pontianak dan Singkawang.

"Sekarang sudah mulai konstruksi pelebaran jalan dan jembatan baru, selesainya tergantung teman-teman konstruksi. Dengan adanya Terminal Kijing, industri mulai masuk," kata Arif.

Sebagai informasi, Pelindo telah menyiapkan lahan hingga 3.000 hektar untuk kawasan industri. Saat ini, 130 hektar dari total 200 hektar lahan Terminal Kijing yang telah beroperasi ditujukan untuk pelaku industri.

Menurut Arif, saat ini telah ada pelaku industri pupuk yang masuk ke dalam salah satu kawasan industri yang telah disiapkan tersebut, yakni PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. Emiten industri pupuk berkode SAMF ini sedang melakukan perataan tanah untuk membangun fasilitas produksi baru.

"Kami mendorong pemerintah daerah menggunakan penetapan lokasi pada ribuan hektar di belakang Terminal Kijing untuk jangan selain kegiatan industri. Dengan demikian, industri benar-benar dekat dengan daerah pelabuhan," kata Arif

Saat ini, kapasitas terminal petikemas di Terminal Kijing baru mencapai 500.000 teus per tahun, terminal curah cair baru dapat menampung 5 juta ton per tahun, terminal curah kering menampung 7 juta ton per tahun, dan barang serbaguna sebanyak 500.000 ton per tahun.

Kapasitas masing-masing jenis terminal di Terminal Kijing akan diperluas dalam pembangunan Tahap I Lanjutan. Dengan demikian, terminal petikemas pada konstruksi Tahap I akan memiliki kapasitas 950.000 ton per tahun, terminal curah cair menampung 8,34 juta ton per tahun, dan terminal curah kering menampung 15 juta ton per tahun.

Terminal Kijing direncanakan akan memiliki kapasitas terminal petikemas 1,95 juta ton kontainer per tahun. Selain itu, kapasitas total terminal curah cair mencapai 12,18 juta ton, terminal curah kering sebanyak 15 juta ton, dan terminal serbaguna sebanyak 1 juta ton.

Menurut laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pelabuhan di Indonesia sebanyak 2.439 pelabuhan pada 2020. Angka tersebut meningkat 38,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 1.760 pelabuhan.