freightsight
Sabtu, 23 November 2024

INFO INDUSTRI

Buntut Invasi ke Ukraina, Polandia Ikut Blokir Impor Batu Bara dari Rusia

4 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Impor Batu Bara

Batu Bara via Pixabay

Menyusul AS dan negara-negara Barat lain, Polandia berlakukan pengurangan impor energi dari Rusia terutama komoditas batu bara.

Pemerintah Polandia memberlakukan pengurangan impor energi batu bara pada Rusia buntut sanksi atas invasi Moskow ke Ukraina. Polandia juga menjatuhkan sanksi denda terhadap entitas swasta yang mengimpor batu bara dari Rusia ke Polandia.

Juru bicara pemerintah Polandia tersebut menambahkan, telah dibentuk Rancangan Undang-Undang (RUU) baru yang memberlakukan pembekuan aset pada perusahaan swasta yang mendukung Rusia, RUU tersebut juga melarang impor batu bara.

"Kami memasukkan ketentuan dalam RUU ini, memblokir impor batu bara Rusia di tingkat nasional. Dalam hal ini kami tidak lagi menunggu tanggapan Uni Eropa," ujar Muller.

Sebagai informasi, Rusia merupakan pemasok utama komoditas energi di Eropa, yang mana juga digunakan oleh Polandia. Namun baru-baru ini dilaporkan bahwa Polandia tetap akan menangguhkan pembelian komoditas tersebut.

Setelah dilakukannya invasi Rusia ke Ukraina, negara-negara Eropa, Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara besar lain memberlakukan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Namun secara historis, Eropa masih bergabung pada pasokan sumber energi dari Rusia, terutama minyak, gas, dan batu bara.
Adapun Polandia sendiri sejauh ini telah berupaya mengurangi penggunaan sumber energi impor dari Rusia, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut.

Polandia tengah memproduksi sendiri batu bara untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri meskipun tetap mengimpor penggunaan minyak.

Menurut Presiden Institute for Struktural Research Piotr Lewandowski di Warsawa, batu bara Rusia menyumbang sebanyak 13 persen penggunaan energi bahan bakar di Polandia setiap tahun.

Impor batu bara tersebut digunakan untuk menghasilkan panas di rumah-rumah masyarakat, sedangkan sisanya digunakan untuk pemanasan distrik dan industri.

"Itulah mengapa lebih mudah menjatuhkan larangan impor batu bara di minggu terakhir bulan Maret ini daripada bulan Oktober mendatang. Pasalnya, bagaimana cara kita mempersiapkan musim panas berikutnya?", kata Lewandowski.

Sementara itu, negara tersebut memikirkan alternatif lain dengan membeli batu bara dari sumber lain, akan tetapi biaya yang dikeluarkan diprediksi lebih mahal dibanding impor Rusia selama ini.

Ditambah, rasio kualitas batu bara Rusia berdasarkan harga impornya masih menguntungkan negara.

Lewandowski mengatakan, pemerintah Polandia perlu menciptakan lebih banyak insentif bagi setiap rumah setiap warga sipil untuk menghasilkan listrik dari sumber energi panas lain.

Penambang batu bara Polandia dikabarkan tetap menyambut baik langkah tersebut karena mereka merasa bahwa mengimpor batu bara dari Rusia maupun negara lain berpotensi merusak industri dalam negeri.

Awal Maret lalu, Amerika Serikat (AS) memberi sanksi dengan melarang impor komoditas minyak dan gas dari Rusia. Namun Uni Eropa (UE) tetep mempertahankan pengiriman gas dari Moskow. Tahun lalu, UE menerima sekitar 40 persen pasokan gas dari pemerintahan Putin.

Adapun Polandia telah menyerukan sanksi yang lebih besar pada bulan lalu, termasuk diantaranya larangan impor bahan bakar. Anggota UE lain berharap dapat mengurangi ketergantungan impor migas dari Rusia tahun depan.

Menurut perkiraan, Polandia telah mengimpor 9 hingga 10 juta ton batu bara dari Moskow selama beberapa tahun terakhir. Jumlah ini mencapai seperlima dari total energi yang diterima Uni Eropa.

Muller mengatakan, di Polandia, hanya sektor swasta yang saat ini masih mengimpor batu bara dari negara krisis tersebut.