freightsight
Jumat, 22 November 2024

PENGIRIMAN LAUT

Kendala Genjot Ekspor Batubara Ada Pada Minimnya Kapal Tingkang

3 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kapal tongkang

Barge © Eddie Zhang via Unsplash

• Aspebindo atau asosiasi pemasok batubara dan energi Indonesia menyampaikan bahwa adanya keterbatasan kapal tongkang menyebabkan ekspor batu bara jadi terkendala.

• Beberapa waktu lalu Hendra Sinadia selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) membuat proyeksi bahwa sampai akhir tahun ini produksi batu bara tidak akan terpenuhi.

Aspebindo atau Asosiasi Pemasok Batubara dan Energi Indonesia menyampaikan bahwa adanya keterbatasan kapal tongkang menyebabkan ekspor batu bara jadi terkendala untuk memenuhi ekspor tahun ini.

Anggawira selaku Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batubara dan Energi Indonesia (Aspebindo) menyampaikan bahwa keterbatasan pengangkut komoditi batu bara ke berbagai tujuan telah terjadi sepanjang masa pandemi Covid-19.

Pada akhirnya hal tersebut membuat ekspor batu bara ke berbagai tujuan pengimpor mengalami masalah, dan tidak bisa terpenuhi dengan baik. Padahal, rencananya pemerintah menginginkan ekspor batu bara bisa capai 487,50 juta ton pada akhir tahun 2021 ini.

"Dengan harga tinggi, pasti everyone pengen ekspor ya. Tapi seperti kendala kemarin kan dari sisi logistik ketersediaan dari angkatan cukup terbatas," katanya kepada Bisnis, Senin (29/11/2021).

Menurut data yang dimiliki oleh Minerba One Data Indonesia (MODI), rencana ekspor yang dimiliki oleh Kementerian ESDM adalah sebanyak 487,50 ton. Akan tetapi, pada kenyataannya Indonesia hanya bisa melakukan ekspor batu bara sebanyak 54,24 persen, atau hanya sebanyak 264,43 juta ton saja.

Lebih lanjut, Anggiawara pada kesempatan tersebut juga menghimbau seluruh pengusaha pertambangan untuk bisa tetap bertanggung jawab memenuhi pasok batu bara dalam negeri. Pengusaha memiliki kewajiban untuk memenuhi batu bara dalam negeri paling tidak sebanyak 25 persen dari total keseluruhan produksi yang mereka lakukan.

"Market domestik juga dari target suplai masih banyak belum terpenuhi. Jadi saya rasa dikembalikan kepada masing-masing perusahaan. Kan ada kewajiban dalam konteks domestik yang harus dipenuhi juga. Jadi kita sih mengarahkan tetap ada keseimbangan antara ekspor dan dalam negeri," kata Anggawira.

Beberapa waktu lalu Hendra Sinadia selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) membuat proyeksi bahwa sampai akhir tahun ini produksi batu bara yang rencananya sebanyak 625 ton, tidak akan bisa terpenuhi.

"Untuk produksi akhir tahun mungkin tidak mencapai target 625 juta ton. Ini cuma proyeksi saja. Mungkin pihak lain punya pandangan berbeda," ujar Hendra.