freightsight
Rabu, 24 April 2024

IMPOR

Bulog Monitoring 200 Ton Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok

16 Desember 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via bisnistempo.co

Bulog akan melakukan monitoring pembongkaran beras impor di Kade 115 Pelabuhan Tanjung Priok.

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan memantau pembongkaran beras impor yang telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat (16/12/2022).

Bulog akan melakukan monitoring pembongkaran beras impor di Kade 115 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Monitoring akan dilakukan pada Jumat (16/12/2022) pukul 09.00 WIB sampai selesai,” seperti disebutkan dalam keterangan resmi Bulog.

Sebelumnya Pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 200 ton untuk memenuhi cadangan pangan Perum Bulog yang kian tiris. Keputusan itu diambil setelah mengadakan dua kali rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengumumkan kebijakan impor beras usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Selasa (6/12/2022).

“Cadangan pangan ini harus ada dan tidak akan dikeluarkan secara bebas, hanya digunakan untuk beberapa kegiatan penting Pemerintah,” ujar Arief melalui keterangan resmi.

Arief menegaskan, stok beras impor tersebut hanya digunakan untuk kondisi tertentu, seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya. Penggunaannya akan diawasi secara ketat bersama Satgas Pangan untuk memastikan tidak ada yang masuk ke pasar.

Lebih lanjut, Arief menilai beras impor tidak akan mengganggu beras petani. Pasalnya, beras itu hanya digunakan untuk kegiatan pengendalian harga dan pemenuhan pangan di tengah kondisi darurat atau bencana melalui Perum Bulog.

“Kita pastikan beras komersial ini tidak akan mengganggu beras dalam negeri produksi petani,” katanya.

Adapun beras impor itu akan menjadi persediaan cadangan akhir tahun ini sampai menunggu panen raya tiba pada Februari hingga Maret 2023. Selanjutnya, pemerintah melalui Bulog akan menyerap hasil panen dalam negeri pada waktu yang sama.

Langkah impor beras ini diharapkan dapat memenuhi target cadangan stok Bulog sebesar 1,2 juta ton. Kesediaan cadangan beras itu diperlukan untuk menjaga harga di tingkat petani yang kemudian akan dikeluarkan ke pasar saat produksi dalam negeri berkurang di akhir tahun.

Sementara, hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan secara resmi beras impor itu berasal dari negara mana. Menurut Arief, saat ini impor beras tidaklah mudah di tengah kondisi global yang bergejolak. Situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang masih memanas membuat rantai pasokan pangan dunia kian terhambat.

Sehingga hampir seluruh negara pengekspor beras menutup keran ekspornya untuk melindungi ketahanan pangan masing-masing negaranya. Meski demikian, ia yakin pemerintah akan terus berupaya agar dapat memasok beras impor hingga 200 ribu ton pada akhir tahun ini.

"Ini 200 ribu juga sudah dalam upaya, ya. Kita upayakan sampai Desember," ucapnya.