freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Buka Pintu Ekspor Amerika Utara, Indonesia Rampungkan Perundingan Pertama ICA-CEPA

24 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Perundingan Indonesia dan Kanada

Ilustrasi Bendera Kanada dan Indonesia via interna...

Secara menyeluruh, Pertemuan ICA-CEPA membahas 17 Kelompok Kerja (Working Group) dan 3 Expert Level Discussion. Pada perundingan putaran pertama ini, delegasi negosiator kedua negara fokus menyoroti kebijakan nasional dan memahami posisi masing-masing negara atas isu runding secara menyeluruh.

Indonesia dan Kanada telah merampungkan Perundingan Putaran Pertama Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).

Hubungan kerja sama perdagangan kedua negara yang memasuki babak baru dan dilangsungkan secara hibrida pada 14-19 Maret 2022 ini bertujuan untuk menjual produk Indonesia ke pasar ekspor Amerika Utara.

Dalam pertemuan ini, Indonesia diwakilkan oleh delegasinya yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Witjaksono sebagai Ketua Negosiator Indonesia. Sementara itu Kanada diwakilkan oleh delegasinya yaitu Associate Assistant Deputy Minister, Trade Policy and Negotiations for Global Affairs Arun Alexander selaku Ketua Negosiator Kanada.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bersama Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Kanda Mary Ng melakukan peresmian atas Peluncuran Perundingan ICA-CEPA secara daring pada Juni 2021.

“Perundingan ICA-CEPA adalah wujud nyata atas komitmen kedua negara dengan harapan dapat membentuk kerja sama perdagangan yang memberikan berbagai manfaat, membuka peluang perdagangan dan gerbang investasi bagi pelaku usaha Indonesia dan dari Kanada secara menyeluruh,” tutur Djatmiko dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (20/3/2022).

Secara menyeluruh, Pertemuan ICA-CEPA membahas 17 Kelompok Kerja (Working Group) dan 3 Expert Level Discussion. Pada perundingan putaran pertama ini, delegasi negosiator kedua negara fokus menyoroti kebijakan nasional dan memahami posisi masing-masing negara atas isu runding secara menyeluruh.

“Perundingan ICA-CEPAT ini ditargetkan akan selesai pada akhir 2021. Untuk itu, negosiator kedua negara dihimbau untuk segera menyusun agenda pertemuan intersesi sebelum memulai Perundingan Putaran Kedua dan menyepakati sejumlah kebijakan atas tindak lanjut dari perundingan hari ini,” papar Djatmiko.

Saat ini, Indonesia hanya menjalin satu kerja sama perjanjian dagang di benua Amerika dengan Chile, yang terletak di Amerika bagian Selatan. Maka dari itu, Perundingan ICA-CEPA diharapkan dapat membuka gerbang produk ekspor impor Indonesia ke wilayah Amerika Utara lainnya, seperti Meksiko hingga Amerika Serikat. Mengingat Kanada sudah lebih dulu membangun perjanjian dagang dengan kedua negara tersebut.

Selain akses membuka pasar barang, perundingan ini juga bertujuan untuk mendorong ekspor perdagangan jasa Indonesia, mengundang investor asing ke Indonesia, dan meningkatkan kerja sama di sektor prioritas termasuk UMKM.