freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Biden Umumkan Larangan Impor Migas dari Rusia

11 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Joe Biden

Joe Biden via akcdn.detik.net.id

• Bursa saham Amerika Serikat menutup perdagangan pada Selasa (8/3/2022) di zona merah.

• Inggris diperkirakan menghentikan impor minyak Rusia pada akhir.

Bursa saham Amerika Serikat menutup perdagangan pada Selasa (8/3/2022) di zona merah karena investor mempertimbangkan rencana Joe Biden melarang impor minyak dan energi dari Rusia.

Dikutip dari Bloomberg pada Rabu (9/3/2022) bahwa indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun menjadi 0,56 persen, S&P 500 tergelincir 0,72 persen Nasdaq terkoreksi 0,28 persen.

Kekhawatiran resesi yang didorong kecemasan atas konsekuensi ekonomi perang Rusia di Ukraina mendorong investor untuk bisa membuang saham juga menimbun aset safe-haven dalam beberapa hari terakhir.

Di samping itu, harga energi meroket pada pembicaraan negara-negara Barat menghentikan penggunaan energi Rusia. Pemerintahan Biden bergerak juga maju dengan larangan impor minyak mentah dari negara itu pada Selasa tanpa partisipasi dari beberapa sekutu Eropa. Pihaknya telah mengakui negara-negara lain tidak dalam posisi bergabung.

Inggris diperkirakan menghentikan impor minyak Rusia pada akhir 2022 serta mempertimbangkan melarang gas alamnya.
“Melonjaknya harga minyak tidak dapat secara tunggal memicu resesi serta membutuhkan lebih dari harga energi setinggi langit supaya dampak konsumen menjadi resesi,” ungkap David Bahnsen selaku Chief Investment Officer perusahaan eponymoys The Bahnsen Group.

Menurutnya, pertanyaan besar adalah rencananya menggantikan minyak Rusia dalam kebutuhan pasokan Amerika dan Eropa juga kemudian seberapa efektif embargo meredakan situasi militer di negara Ukraina.

Produk energi Rusia hanya terdiri dari 7,9 persen saja dari seluruh total impor minyak bumi, termasuk minyak mentah, di Amerika tetapi negara-negara Eropa lebih bergantung pada minyak mentah Rusia serta gas alam untuk energi.

“Anda tentu akan dapat melihat sumber pasokan alternatif dari negara-negara mungkin belum pernah menjadi bagian dari ekonomi maju sebelumnya. Anda melihat ada China, India, Amerika Latin berdiri dan berkata 'kita bisa melakukan ini,” ungkap Jennifer Bisceglie selaku CEO Interos Inc kepada Yahoo Finance Live.

Minyak mentah berjangka WTI naik menjadi 124,12 dolar AS per barel pada Selasa, sedangkan minyak mentah berjangka Brent mencapai 128,38 dolar AS per barel. Emas berjangka tetap di atas 2.000 dolar AS per ounce setelah bisa mencapai level tertinggi dalam 18 bulan pada Senin.

“Sementara itu, harga minyak naik di atas 150 dolar AS per barel dan lebih dari itu, pertanyaan kunci bagi investor bukanlah berapa harga minyak bisa dicapai melainkan berapa harga minyak bisa dipertahankan," ungkap Bahnsen.

Di samping itu, perdagangan Nikel dihentikan di London Metal Exchange (LME) setelah harganya melambung di atas 100.000 dolar AS per metrik ton berkat penurunan komoditas didorong oleh kekhawatiran pasokan atas perang Rusia-Ukraina. LME mengatakan tidak berharap memulai perdagangan nikel sebelum 11 Maret.