freightsight
Jumat, 22 November 2024

IMPOR

Bapanas Lebih Menghargai Petani dengan Terus Berlanjutnya Impor Beras

27 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via ekonomi.bisnis.com

Bapanas menjelaskan bahwa Pemerintah masih akan tetap melakukan kebijakan impor beras untuk bisa menjaga stabilitas harga komoditas tersebut kendati mengaku tetap bisa memperhatikan nasib petani.

Hingga saat ini akan masih ada banyak sekali yang jumlahnya mencapai 50.000 ton beras impor yang akan segera masuk ke Indonesia pada Bulan Maret ini.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di sini menjelaskan bahwa Pemerintah masih akan tetap coba melakukan kebijakan impor beras untuk bisa menjaga stabilitas harga komoditas tersebut kendati mengaku tetap bisa memperhatikan nasib petani.

Penyebabnya, dia di sini pun juga menilai apabila tak melakukan impor serta operasi pasar, maka harga beras bisa saja melambung jauh lebih tinggi lagi. Adapun harga beras premium hingga hari ini berdasarkan data Bapanas yaitu adalah Rp13.500 per kilogram (kg) dan beras medium Rp11.820 per kg.

"Kenapa kok impor masih tetap harga beras tinggi? Apalagi gak impor, lebih tinggi lagi," katanya saat ditemui di Kompleks Istana Presiden, Jumat (24/2/2023) sore.

Lebih lanjut lagi, dia di sini pun juga memastikan bahwa masih akan ada sebanyak 50.000 ton beras impor yang akan masuk ke Indonesia pada Maret ini. Di samping itu, pada Desember 2022 sampai Januari 2023, realisasi beras impor di kisaran 190.000 ton, di mana beras diimpor oleh Bulog dari Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar.

"Februari kami harap masuk tinggal sisa 50.000 [ton] lagi. Berarti 4 bulan, makan waktu 4 bulan untuk masukan barang seperti itu," ujarnya usai menghadiri rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan.

Arief memastikan bahwa pengiriman beras impor akan bisa diselesaikan sebelum panen raya demi menjaga harga beras yang ada di tingkat petani saat panen nanti.

"Jadi kalau ada yang menyampaikan kenapa [impor], karena kita sayang petani kita, mengimpor terukur hanya 500.000 ton yang itu harusnya masuk Januari. Karena kondisinya susah, Pak Presiden sampaikan di Balikpapan bahwa negara lain juga menjaga pangannya," pungkas Arief.