freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

ASPERINDO Harapkan Perbaikan Regulasi Lewat G20 Indonesia 2022

22 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Regulasi Logistik

Kegiatan Logistik via Antara Foto/Muhammad Adimaja...

Negara-negara anggota Group 20 (G20) saat ini sedang menggelar rangkaian pertemuan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi harapan ASPERINDO.

Asosiasi Jasa Pengiriman Express Indonesia (ASPERINDO) berharap Presidensi G20 Indonesia 2022 turut mendorong perbaikan regulasi di sektor industri logistik lokal maupun internasional. Perbaikan diharapkan mampu mengatur pemerataan dan mencegah terjadinya monopoli unit bisnis.

"Banyak pelaku usaha yang sudah memiliki marketplace tapi juga punya jasa pengiriman. Ini monopoli namanya. Padahal seharusnya diserahkan oleh pelaku usaha industri logistik. Saya meminta perlu lebih tegas lagi regulasinya," ungkap Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) ASPERINDO, Rama Wijaya pada Kamis (14/4/2022) malam.

Negara-negara anggota Group 20 (G20) saat ini sedang menggelar rangkaian pertemuan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi harapan ASPERINDO. Rama meyakini akan ada imbas dari event internasional ini yang dapat mendorong perbaikan dan peningkatan pemulihan sektor industri logistik yang terpukul akibat pandemi Covid-19.

Menurut Rama, dalam era digital ini perdagangan bebas sudah dilakukan lintas negara, dan industri logistik berperan penting di era ini. Namun jika hanya dikuasai oleh pelaku usaha besar dengan sistem tidak merata di kalangan pelaku industri logistik skala kecil, hal ini akan menjadi persoalan baru.

"Selama ini pengiriman global internasional sebenarnya sudah berjalan cukup baik. Belanja dan pengiriman dari luar dilakukan oleh pemain lokal. Semakin menarik dan besar jasa pengiriman, ini akan berdampak pada semakin banyak pemain e-commerce yang menggeluti pasar. Untuk itu perlu aturan tegas agar tidak jadi persoalan di masa yang akan datang," katanya.

Rama pun mengakui jika proyek berbasis anggaran pemerintah adalah salah satu yang mampu menopang bertahannya industri logistik di tengah pandemi.

Proyek tersebut misalnya di bidang telekomunikasi banyak membangun infrastruktur di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Imbasnya wilayah ini dapat terhubung dengan jaringan internet dan teknologi. Pada 2021 saja di kawasan Papua telah terpasang di 3.000 titik menara.

Hal seperti ini yang menurut Rama membuat industri logistik di Indonesia khususnya bidang kargo mampu bertahan.