freightsight
Sabtu, 27 April 2024

PELABUHAN

ASDP Kembangkan Pelabuhan Berwawasan Lingkungan

21 November 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via detik.com

Pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan (green port) telah disesuaikan dengan standar lingkungan berkelanjutan.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengungkapkan upaya yang akan dilakukan untuk pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan (green port) yang sesuai dengan isu utama dalam G20 Bali. Hal ini seperti diungkapkan Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, G20 di Bali memiliki tiga isu utama, yaitu kesehatan yang inklusif, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital.

"Berhubungan dengan emisi karbon, ASDP akan memegang komitmen untuk tetap menerapkan prinsip usaha berwawasan lingkungan (greenport) di berbagai bidang mulai manajemen, penyeberangan, dan kapal," katanya pada Minggu (20/11/2022).

Shelvy menuturkan prinsip hijau ini telah disesuaikan dengan misi ASDP dalam mengaplikasikan standar lingkungan yang berkelanjutan serta menerapkan agenda Paris Agreement, yang menargetkan Indonesia mengurangi emisi karbon sampai 29 persen pada 2030.

Menurut Shelvy, ASDP melakukan sejumlah langkah di antaranya, ASDP mengembangkan instalasi panel surya atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Terminal Eksekutif Sosoro Pelabuhan Merak, Banten, dan Terminal Eksekutif Anjungan Agung Pelabuhan Bakauheni, Lampung melalui anak usahanya PT Indonesia Ferry Property (IFPRO).

Pemasangan instalasi panel surya tersebut bekerja sama dengan PT Surya Energi Indotama (SEI), anak usaha PT Len Industri (Persero) yang menggunakan sistem PLTS on-grid.

"Hal ini merupakan salah satu bentuk sinergi dalam untuk mendukung upaya pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat," ujarnya.

Adapun kapasitas terpasang PLTS di Soroso Merak mencapai 324 kWp dan 189 kWp di Anjungan Agung Bakauheni atau totalnya mencapai 513 kWp. Daya terpasang ini mencakup sepertiga dari total kebutuhan daya di masing-masing terminal dan masih dapat dikembangkan lagi ke depan. Pemanfaatan PLTS juga berpotensi memberikan penghematan pemakaian listrik di kedua pelabuhan tersebut hingga 15 persen.

"Dengan begitu, ASDP akan diuntungkan dari penghematan secara finansial juga memberikan dampak positif bagi lingkungan berupa pengurangan emisi karena sebagian pemakaian listrik beralih ke energi baru dan terbarukan yakni PLTS," ujarnya.

Ke depan, ASDP juga berencana mengembangkan pemanfaatan PLTS di Labuan Bajo, NTT. Berdasarkan penelitian, Labuan Bajo memiliki tingkat penyerapan energi surya 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan Pulau Jawa sehingga instalasi panel surya yang dihasilkan akan memiliki nilai efektivitas yang lebih tinggi.

Selain PLTS, ASDP juga telah menerapkan anjungan listrik mandiri (ALMA) di pelabuhan sebagai upaya efisiensi penggunaan BBM dan pemanfaatan energi bersih sebagai sumber energi bagi kapal ketika bersandar di pelabuhan.

Sejumlah langkah pembangunan pelabuhan berwawasan lingkungan hijau lainnya adalah penanaman pohon, penggunaan AC ramah lingkungan, penggunaan bahan bakar biodiesel B30, melakukan tes kadar pencemaran air laut di sekitar pelabuhan secara berkala, penerapan flow meter di sumur artesis, pembangunan teknologi sea water reverse osmosis (SWRO), dan pengelolaan limbah padat atau sampah serta B3 secara terpadu dan terintegrasi.