freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

AS dan Jepang Teken Kesepakatan Pembebasan Tarif Impor Baja

14 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Impor baja

Ekspor Baja via suarapemerintah.id

• Amerika Serikat (AS) dan Jepang meneken kesepakatan terkait pembebasan tarif bea masuk baja mulai 1 April 2022.

• Koichi Hagiuda selaku Kementerian Perdagangan Jepang mengatakan persetujuan sudah menciptakan progress.

Amerika Serikat (AS) dan Jepang meneken kesepakatan terkait pembebasan tarif bea masuk baja mulai 1 April 2022. Perjanjian ini diteken usai perdebatan yang terjadi selama kurang lebih 3 tahun.

Kementerian Perdagangan AS mengatakan bahwa Washington menangguhkan pungutan sebesar 25 persen atas impor baja masuk dari Jepang sejumlah 1,25 juta metrik ton per tahun. Adapun, jika memang lebih dari itu akan dikenakan biaya tambahan.

AS mengimpor sekitar 1,7 metrik ton baja dari Jepang pada 2017. Namun, sayangnya jumlah impor terus menurun menjadi 1,1 juta ton hingga 2019 menurut Kementerian Perdagangan. Kesepakatan ini pun juga mencerminkan perjanjian yang dicapai oleh Negara AS dan Uni Eropa (UE) pada Oktober yang mengakhiri tindakan hukuman atas produk masing-masing senilai 10 miliar dollar AS.

Gina Raimondo selaku Menteri Perdagangan mengatakan bahwa dalam sebuah pernyataan mengatakan pengumuman pada Senin didasarkan kesepakatan yang dibuat dengan UE.

“Selanjutnya akan membantu kami untuk membangun kembali hubungan dengan sekutu kami di seluruh dunia pada saat kami bekerja memerangi praktik perdagangan tidak adil China,” ungkapnya dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/2/2022).
Koichi Hagiuda selaku Kementerian Perdagangan Jepang mengatakan persetujuan sudah menciptakan progress.

“Kami juga akan terus meneka keras AS untuk mencapai resolusi sepenuhnya,” ungkapnya kepada Media di Tokyo.
Pejabat AS juga mengatakan bahwa AS dan UE mengupayakan kesepakatan global lebih luas untuk mengatasi kelebihan kapasitas non-pasar serta menghukum negara-negara yang tidak memenuhiu target rendah karbon, tetapi jepang tidak termasuk.

Namun, hal ini berbanding terbalik justru AS dan Jepang yang akan mengambil langkah potensial bisa menjadi pilihan bagi negara Asia termasuk terkait dengan metodologi perhitungan intensitas karbon pada baja dan alumunium.

Jepang juga mulai saat ini akan fokus pada negosiasi terkait baja, sehingga kesepakatan pada Senin tidak termasuk soal ekspor alumunium. Jadi untuk itu, alumunium masih akan tetap dikenai tarif sebesar 10 persen.

Sengketa logam antara kedua negara tersebut pun memang rupanya telah terjadi sejak tahun 2018, ketika mantan Presiden AS Donald Trump menerapkan bea masuk pada baja dan alumunium pada mitra dagang terbesar nya, termasuk UE dan Jepang. Hal tersebut dilakukan dengan alasan melindungi keamanan negara.

UE lalu membalas tindakan AS dengan mengenakan pajak pada produk seperti sepeda motor, pakaian, dan minuman.

Namun, hal yang sama ternyata tidak pernah dilakukan oleh Negara Jepang. Negara Asia meneruskan negosiasi dengan AS untuk produk lainnya seperti pertanian dan produk industri.