freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

ALFI Sebut RI Perlu Transformasi Bisnis Logistik ke Rantai Pasok

17 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via unsplash

Bisnis logistik dan rantai pasok tidak hanya berpusat di pelabuhan atau bandara saja, tetapi juga mencakup kegiatan ekonomi dari hulu ke hilir.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, untuk mencapai kesuksesan bisnis logistik dan rantai pasok kita perlu memiliki SDM yang inovatif, kreatif, dinamis dan kolaboratif, mengingat sektor bisnis ini tidak mengenal batas waktu dan wilayah.

Dengan itu, penting juga untuk membuka pola pikir pebisnis agar kita dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis di tingkat nasional maupun global.

“Bisnis logistik dan rantai pasok tidak hanya berpusat di pelabuhan atau bandara saja, tetapi juga mencakup kegiatan ekonomi dari hulu ke hilir,” ujar Yukki Nugrahawan Hanafi pada Kamis (16/2/2023).

Yukki memberikan sambutannya dalam acara Muswil ke V-DPW ALFI Kalimantan Barat (Kalbar) di Pontianak bertajuk 'Mengoptimalkan Peran ALFI untuk Mengoptimalkan Pertumbuhan Perekonomian di Kalimantan Barat'.

Acara tersebut juga dihadiri oleh para stakeholder terkait di Kalbar serta perusahaan anggota ALFI Kalbar maupun sejumlah wilayah di Indonesia serta undangan lainnya.

Yukki menjelaskan beberapa isu penting yang bermunculan saat ini di tengah menurunnya kasus Pandemi Covid-19 dan Indonesia kini mengarah ke era endemi.

Meski demikian, Yukki mengatakan bahwa saat ini kita tengah menghadapi berbagai tantangan global yang perlu di antisipasi karena bisa saja berimbas ke Indonesia. Di antara peristiwa global itu adalah terjadinya krisis energi dan krisis pangan global akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.

Yukki menambahkan, kondisi lain yang juga sangat mengancam perekonomian dunia saat ini adalah iklim perubahan global dan banyaknya bencana alam di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

“Permasalahan global tersebut kini telah mengganggu rantai pasok (supply chain) global, yang juga mengganggu rantai pasok nasional, sehingga mengakibatkan kelangkaan kontainer, ruang kapal terbatas hingga menyebabkan lonjakan tarif kapal, dll,” ucapnya.

Isu lain yang tak kalah penting, imbuh Yukki, yakni mengenai hiper Inflasi di sejumlah negara dan naiknya suku bunga bank sentral di AS dan negara lainnya, termasuk Indonesia.

“Meski begitu kita tetap harus bersyukur karena perekonomian Indonesia masih tumbuh 5,3% tahun lalu dengan inflasi relatif rendah, yaitu 5,51% pada tahun 2022,” ujarnya.

Ketum ALFI itu menyatakan pentingnya transformasi bisnis logistik ke arah yang lebih luas, yakni ke rantai pasokan (supply chain), agar para pebisnis logistik di Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan kegiatan di Pelabuhan atau Bandar Udara saja.

“Pebisnis logistik harus mengubah strategi dan menyesuaikan perkembangan ekosistem perekonomian nasional dan global,” paparnya.

Melalui ALFI Kalbar (bersama pemangku kepentingan lainnya), Yukki berharap pebisnis logistik dapat membangun sistem logistik di Kalimantan Barat yang lebih efektif, efisien dan produktif dengan memperhatikan faktor penggerak utamanya, yaitu: Komoditi; Regulasi; Infrastruktur; Teknologi Informasi & Komunikasi; Penyedia jasa logistik; dan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Untuk meningkatkan peran ALFI dan anggotanya dapat dilakukan dengan membangun SDM yang kompeten. Untuk itu, ALFI Kalbar perlu meningkatkan kerja sama pendidikan vokasi dengan ALFI Institute serta memperbaiki kompetensi SDM melalui kerjasama dengan LSP Logistik Insan Prima,” ujar Yukki.

Sementara itu, Ketua DPW ALFI DKI Jakarta Adil Karim mengatakan, mendukung kolaborasi antar pelaku bisnis logistik dan pemangku kepentingan antar wilayah, termasuk antara DKI Jakarta dengan Kalbar, termasuk dengan wilayah lainnya di Indonesia.