freightsight
Jumat, 22 November 2024

PELABUHAN

4 Hari Dilarang Berlayar, Puluhan Kapal Logistik Menumpuk di Pelabuhan Namlea

18 Juli 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pelayaran Logistik

Kapal Ferry Pelabuhan Namlea via headtopics.com

Penumpukan kendaraan ini terlihat di dermaga sejak dari beberapa hari lalu, dan belum bisa diberangkatkan, karena cuaca buruk yang terjadi di perairan Pulau Buru dan Pulau Ambon.

Puluhan kendaraan logistik menumpuk di Pelabuhan ASDP Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Minggu (17/7/2022).

Diketahui puluhan kendaraan logistik itu hendak menyeberang dari Pelabuhan Namlea menuju Kota Ambon.

Pantauan media di lapangan pukul 14.40 WIT, puluhan kendaraan seperti dump truk, dengan berbagai jenis muatan logistik, berupa barang rumah tangga dan hasil panen petani, hingga saat ini masih terparkir di kawasan dermaga.

Penumpukan kendaraan ini terlihat di dermaga sejak dari beberapa hari lalu, dan belum bisa diberangkatkan, karena cuaca buruk yang terjadi di perairan Pulau Buru dan Pulau Ambon.

Sehingga, armada feri dari Pelabuhan Namlea menuju Ambon belum diizinkan untuk beroperasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG, bahwa tinggi gelombang laut di perairan Pulau Ambon dan Pulau Buru mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Diberitakan sebelumnya, kapal feri rute Namlea-Ambon sudah dilarang berlayar selama empat hari ini. Kapal feri dilarang beroperasi tersebut, disampaikan melalui surat pengumuman, yang dikeluarkan langsung oleh Supervisor Pelabuhan Namlea, Makmur Hidayat, Kamis (14/7/2022).

"Dengan ini disampaikan bahwa, hari ini Kamis, 14 Juni 2022, KMP Wayangan tidak diberangkatkan dari pelabuhan Namlea tujuan Galala," kata Makmur.

Sementara itu, sejumlah Sopir kendaraan logistik untuk sementara tidak mengangkut komoditas buah maupun sayuran dari Pulau Buru.

Para sopir mengaku, tidak mau mengambil risiko mengangkut komoditas yang mudah rusak. Pasalnya, sudah empat hari ini Otoritas Pelabuhan Namlea mengeluarkan larangan berlayar bagi kapal feri menuju Kota Ambon akibat cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.

Salah seorang sopir dump truk, Mezaac Waas (51) mengaku, mengantre berhari-hari di pelabuhan dengan muatan seperti buah dan sayuran akan berakibat rusak atau busuk.

"Kita supir belum berani muat bahan komoditas (sayur dan buah), ditakutkan mengalami kerusakan, karena ferry dari Namlea sampai sekarang belum beroperasi," kata Waas saat diwawancarai di pelabuhan penyebrangan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Minggu (17/7/2022).

Dirinya menyebutkan, sejauh ini mereka menerima muatan logistik, hasil panen masyarakat Pulau Buru, seperti Kopra, Cengkeh dan Kakao.

Apalagi, dirinya dan sejumlah supir sudah empat hari di pelabuhan, dan belum bisa berangkat ke Ambon.

"Kita sudah empat hari di pelabuhan, dan rencananya mau balik ke Ambon. Jadi, kita yang tujuan ke Ambon ini, cuman bisa muat hasil bumi, seperti kopra, cengkeh dan pala," ungkapnya.