freightsight
Sabtu, 20 April 2024

PENGIRIMAN DARAT

Penggunaan BBG untuk Transportasi Darat Dinilai dapat Menekan Biaya Logistik

12 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

BBG

Ilustrasi BBG via katadata.co.id

Lonjakan BBM 6 bulan terakhir terus menjadi ancaman perekonomian Indonesia dan mahalnya BBM membuat biaya logistik tinggi.

BPS mencatat moda transportasi jalan berkontribusi pada PDB subsektor transportasi 69,38%, moda transportasi laut 8,71% dan moda transportasi rel 1,38 persen.

Lonjakan BBM 6 bulan terakhir terus menjadi ancaman perekonomian Indonesia. Mahalnya BBM membuat biaya logistik tinggi. Di industri logistik, biaya BBM diprediksi berkontribusi 20-25% pada ongkos produksi first mile-last mile.

Dian Kuncoro, Ketua Umum APLCNGI mengatakan, sektor logistik nasional masih tergantung pada angkutan darat mayoritas mengkonsumsi BBM. Saat BBM melonjak, kekhawatiran lonjakan harga-harga pada barang konsumsi dan barang produksi terjadi. Imbasnya kemungkinan kenaikan inflasi membuat tekanan terhadap perekonomian tinggi.

Menurut Dian dengan populasi masyarakat masih tersentralisasi di pulau Jawa, penggunaan transportasi darat pada bisnis jasa logistik akan dominan di masa depan. Pihaknya mengusulkan pemerintah ikut mendorong penggunaan BBG untuk efisiensi di sektor logistik ini.

Beberapa inisiatif dapat dilakukan dengan mempercepat aktivasi dan pembangunan SPBG masif di jalur kendaraan pengangkut logistik. Insentif bagi sektor angkutan barang menggunakan BBG sebagai pengganti BBM.

Beliau menegaskan terhubungnya tol trans Jawa, seharusnya memudahkan pengusaha angkutan barang mulai bermigrasi menggunakan BBG. Menurut Dian, untuk kendaraan truk pengangkut kontainer, bisa menggunakan dual fuel yaitu solar dan CNG. Namun, bisa memanfaatkan penggunaan LNG berkapasitas besar.

BPS mencatat moda transportasi jalan berkontribusi pada PDB subsektor transportasi 69,38%, moda transportasi laut 8,71% dan moda transportasi rel 1,38 persen.

Dian mengatakan, di tengah berkembangnya kendaraan listrik, pemerintah sebaiknya memperhatikan berkembangnya moda transportasi berbasis BBG. Misalnya, pemerintah mendorong industri otomotif supaya memproduksi kendaraan transportasi umum serta logistik menggunakan BBG.

Pemerintah dapat mendorong industri otomotif bisa memproduksi kendaraan BBG 20% setiap tahunnya. Terutama pada kendaraan penumpang pribadi dan angkot karena dengan tingginya harga bahan bakar minyak membuat naiknya jasa logistic dan distribusi. Dengan pertumbuhan jumlah unit kendaraan BBG tentu berdampak pada tumbuhnya bengkel after sales service.

Walaupun sekarang sedang gencar trend kendaraan listrik, tidak ada salahnya melihat kembali BBG sebagai produk dalam negeri menjadi solusi cepat mengurangi beban biaya transportasi logistik.

Kementerian ESDM menyampaikan infrastruktur gas untuk transportasi jalan sudah terbangun sebanyak 57 SPBG/MRU tersebar di beberapa provinsi di wilayah Indonesia.

Juli lalu, Kementerian ESDM kembali meresmikan pengoperasian tiga SPBG, yaitu SPBG Kaligawe yang berkapasitas 1 MMSCFD atau 30.000 lsp per hari dengan harga jualnya Rp 4.500 per lsp. Harga BBG lebih rendah jika dibandingkan dengan solar subsidi Rp 5.550 per liter. SPBG Kaligawe sudah bisa berfungsi sebagai Mother Station.

Dua lainnya yaitu SPBG Penggaron juga SPBG Mangkang masing-masing memiliki kapasitas sebesar 0,5 MMSCFD atau 20.000 lsp. SPBG Mangkang selesai dimodifikasi dari OnlineStation yang menjadi Daugther Station sedangkan SPBG Penggaron dibangun Daughter Station.

Tutuka Ariadji selaku Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa penggunaan BBG sangat tepat untuk kendaraan-kendaraan besar seperti truk juga bus. Dengan demikian, pemerintah akan terus mendorong pembangunan infrastruktur BBG di jalan-jalan yang menjadi lalu lintas moda transportasi tersebut.

“Mengingat truk-truk dan bus biasanya melalui jalur atau rute yang rutin, untuk menjamin ketersediaan pasokan BBG, Pemerintah berencana akan membangun SPBG di jalur-jalur yang dilalui oleh kendaraan-kendaraan tersebut,” ungkap Tetuka dalam sebuah konferensi pers secara online awal tahun ini (19/1/2022).