Sentral berita, analisis dan data logistik di Indonesia

Japan-China International Ferry berhasil pesan 'cruise containership' bisa membawa 192 penumpang untuk rute feri Jepang menuju China.

Akibat dari pandemi Covid-19, operator kini juga mulai mengangkut peti kemas yang lebih banyak lagi di dua kapalnya, Su Zhou Hao dan Xin Jian Zhen yang masing-masing berkapasitas kargo sekitar 200 teu.

Japan-China International Ferry telah berhasil memesan 'cruise containership' yang juga bisa membawa 192 penumpang untuk rute feri Jepang menuju China.

Ini tentu saja akan segera dibangun oleh China Merchants Jinling Shipyard demi pengiriman pada tahun 2024 serta dapat membawa sekitar 334 teu, termasuk juga 60 teu reefer, sekitar 134 teu yang lebih banyak dari kapal sekarang ini.

Sebagai bagian dari Cosco, layanan Jepang-China tentu saja juga berhasil menelepon di Shanghai dan di pelabuhan Jepang Osaka dan Kobe, bergantian antara Osaka dan Kobe setiap minggu ini tentu saja akan sangat membutuhkan waktu lima hari untuk bisa tiba.

Karena ini pun juga ada terminal terpisah untuk feri di Shanghai dan mereka tidak akan dikenakan penundaan berlabuh yang telah mengganggu kapal kontainer.

Akibat dari pandemi Covid-19, operator kini juga mulai mengangkut peti kemas yang lebih banyak lagi di dua kapalnya, Su Zhou Hao dan Xin Jian Zhen yang masing-masing berkapasitas kargo sekitar 200 teu. Pada bulan Oktober, grup logistik Jepang Nippon Express telah memesan operator demi bisa membawa kontainernya melewati kemacetan yang ada di sekitar Shanghai.

Desain kapal baru berfokus tehadap perlindungan lingkungan dan pengurangan emisi karbon dan merupakan kapal ro-ro/pax pertama yang telah dikembangkan secara independen di China demi memenuhi persyaratan tahap ketiga EEDI dan menetapkan preseden untuk kapal di masa depan.

Setelah pengiriman, gedung baru juga akan segera menggantikan Xin Jian Zhen, kata Ferry Internasional Jepang-China.

Konsul Jenderal Konsulat Tiongkok di Osaka, Xue Jian mengatakan bahwa tahun ini menandai peringatan 50 tahun dimulainya kembali hubungan Tiongkok-Jepang setelah Perang Dunia Kedua serta penting demi tetap mendukung hubungan ekonomi juga perdagangan.