freightsight
Jumat, 22 November 2024

PELABUHAN

Kemenkeu Menargetkan Efisiensi Ekosistem Logistik Nasional hingga 60-80 Persen

1 Maret 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pexels

Pemerintah berupaya demi meningkatkan performa logistik Indonesia untuk mendorong daya saing perekonomian nasional.

Tim NLE dari Kemenkeu tidak bekerja sendirian yang berkolaborasi dengan berbagai partner lebih dari 15 Kementerian.

Pemerintah hingga saat ini terus berupaya demi bisa meningkatkan performa logistik Indonesia untuk bisa mendorong daya saing perekonomian nasional. Kementerian Keuangan juga sudah mencatat bahwa penyelesaian setiap rencana aksi Inpres 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (National Logistics Ecosystem/NLE) sampai dengan 31 Desember 2022, berjalan sesuai timeline.

Juru Bicara Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo di sini pun juga mengatakan pada kurun 2023-2024 NLE akan fokus pada tiga aspek, yaitu akselerasi penyelesaian target rencana aksi Inpres 5/2020, room for improvement dan perluasan target pelabuhan implementasi NLE.

Untuk bisa mendukung kelancaran implementasi NLE, pemerintah hingga saat ini terus menjaring masukan dari semua elemen terkait, baik itu dari pemerintahan, swasta atau juga pelaku logistik. Terkait itu, Kemenkeu menyelenggarakan acara “Diskusi Implementasi Penataan Ekosistem Logistik Nasional” secara luring yang telah dimoderatori Prastowo yang juga Staf Khusus Menke Bidang Komunikasi Strategis. Acara ini tentu juga turut dihadiri oleh perwakilan asosiasi pelaku usaha dan logistik.

“Pemerintah telah melakukan terobosan yang cukup signifikan yakni National Logistic Ecosystem. Suatu upaya yang diharapkan mampu menciptakan integrasi dan pada gilirannya menghasilkan efisiensi. Tentu Ini bukan pekerjaan mudah, kita tahu upaya untuk mewujudkan ini cukup menantang dan butuh konsiderasi yang cukup kuat. Tapi kita bersyukur pada akhirnya ini mendapat dukungan yang baik dari pemerintah dan stakeholder”, ungkap Prastowo dalam diskusi tersebut.

“Hingga saat ini, NLE telah diimplementasi pada 14 Pelabuhan. Ke depan, implementasi NLE akan diperluas ke pelabuhan laut dan pelabuhan udara baik domestik maupun internasional,” tambah Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Rudy Rahmaddi, yang hingga saat ini pun juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Harian Tim Teknis Pengembangan NLE.

Di sini pun dia menegaskan bahwa Tim NLE dari Kemenkeu tidak bekerja sendirian. NLE telah berkolaborasi dengan berbagai partner lebih dari 15 Kementerian/Lembaga, lebih dari 50 platform logistik, perbankan dan BUMN. Dalam konteks simplifikasi proses bisnis pemerintah, sebanyak 4.398 dokumen diproses melalui layanan Single Submission (SSm) Pengangkut, 53.191 dokumen diproses melalui SSm Perizinan, 81.814 dokumen diproses melalui SSm Pabean Karantina dan sebanyak 30.696 dokumen diproses melalui layanan daftar muatan antarpulau.

Di samping itu, di aspek kolaborasi platform logistik, sebanyak 234.751 dokumen diproses melalui layanan delivery order online, 861.462 dokumen Surat Penyerahan Peti kemas Online, 18.217 transaksi trucking dan 35.575 kontainer memanfaatkan layanan depo dari NLE.

Pada tahun 2022, NLE bekerja sama dengan tim survei independen dari Prospera demi bisa mendapatkan gambaran awal efektivitas NLE. Secara umum, persepsi pengguna jasa menilai adanya efisiensi program NLE, khususnya layanan SSm Perizinan, SSm QC, Delivery Order, Surat Penyerahan Petikemas Online, Autogate dan Trucking. Efisiensi waktu dan biaya yang berdasarkan laporan survei Prospera berkisar 24,6% sampai 49,5%.

Berdasarkan data LNSW, estimasi penurunan biaya timbun dan biaya penarikan untuk behandle/pemeriksaan mulai dari awal implementasi SSm Pabean Karantina pada bulan Juni 2020 s.d. Desember 2022 sebesar 191,32 miliar atau 33,48%. Di samping itu, rata-rata efisiensi waktunya 22,37%.

Meski data menunjukkan efisiensi tercapai melalui NLE, menurut Rudy Rahmaddi, untuk Indonesia yang secara geografis menantang karena berbentuk kepulauan, bisa jadi efisiensi 50% belum cukup. “Makanya Kementerian Keuangan menargetkan efisiensi 60-80 persen,” tukasnya.

Kepada perwakilan asosiasi yang hadir, Direktur Pengelolaan Layanan, Data, dan Kemitraan LNSW, Ircham Habib menegaskan bahwa Pemerintah tidak bisa sendiri dalam mewujudkan penataan ekosistem logistik nasional. “Pemanfaatan layanan dan fasilitas di NLE oleh stakeholders di sektor privat juga sangat penting,” ujarnya berharap lebih banyak pelaku usaha memanfaatkan layanan NLE.