freightsight
Minggu, 24 November 2024

EKSPOR

Jokowi Tidak Keberatan Dengan Gugatan WTO Soal Larangan Ekspor Nikel

29 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pertambangan nikel

Excavator in action © onlyyouqj via Freepik

• Sejak 1 Januari 2020 lalu, Indonesia memang sudah memutuskan untuk menghentikan kegiatan ekspor bijih nikel.

• Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa, apabila memang Uni Eropa memiliki niat dan keinginan untuk mendapatkan bijih nikel dari Indonesia, agar pihak-pihak terkait mau membangun industrinya di Indonesia.

Baru-baru ini, Indonesia telah digugat oleh Uni Eropa karena adanya larangan ekspor bijih nikel. Menyoal hal tersebut Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan bahwa pihaknya sama sekali tidak masalah. Sejak 1 Januari 2020 lalu, Indonesia memang sudah memutuskan untuk menghentikan kegiatan ekspor bijih nikel. Menyusul hal tersebut, Uni Eropa telah melayangkan gugatan untuk Indonesia ke organisasi perdagangan dunia (WTO).

"Meskipun kita digugat di WTO, nggak masalah. Saya sampaikan di G20 kemarin di Uni EU (European Union), kita ini tidak ingin mengganggu produksi mereka kok, kita ini terbuka tidak tertutup," ujar Jokowi dalam sambutan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Rabu (24/11/2021).

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa, apabila memang Uni Eropa memiliki niat dan keinginan untuk mendapatkan bijih nikel dari Indonesia, agar pihak-pihak terkait mau membangun industrinya di Indonesia. Tujuan dari hal tersebut adalah, apabila nanti mereka mau membangun pabrik di Indonesia, maka lapangan pekerjaan juga akan terbuka.

"Kalau ingin nikel silahkan, tapi bawa pabriknya ke Indonesia, bawa teknologinya ke Indonesia, dikerjakan tidak sampai barang jadi nggak masalah, barang jadi nggak masalah, mobilnya dikerjakan di sana silahkan," tuturnya.

"Tapi sebaiknya dikerjakan di sini, akan lebih efisien. Saya sampaikan apa adanya, karena kita ingin membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya di dalam negara kita, goal-nya ada di situ," kata Jokowi melanjutkan.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden RI juga menyampaikan bahwa kebijakan hilirisasi komoditas masih akan terus dilanjutkan. Tidak hanya nikel saja, namun pemerintah saat ini juga sedang berupaya untuk menghentikan komoditas tambang lainnya dalam bentuk mentah, beberapa diantaranya adalah tembaga, dan bauksit.

Menurut Jokowi kebijakan yang diambil pemerintah saat ini untuk menghentikan ekspor barang mentah saat ini telah memberikan dampak pada lonjakan ekspor.

"Karena stop nikel, dari kira-kira 18 T jadi melompat 280 T, ini memperbaiki neraca dagang kita, memperbaiki neraca pembayaran, neraca transaksi berjalan akan lebih baik," ujarnya